Jakarta – Pertemuan The 10th Indonesia-Norway Bilateral Energy Consultations (INBEC) hasilkan beberapa poin potensi kerja sama bidang energi terbarukan, elektrifikasi, CCS/CCUS, dan hidrogen, Hotel Pullman Jakarta, Senin (1/7).
Direktur Pembinaan Program Migas Mirza Mahendra selaku Ketua Delegasi Indonesia, dalam sambutan penutupnya menyampaikan beberapa catatan penting sebagai rangkuman pertemuan INBEC, pertama pada bidang migas dan CCS. Menurutnya, Pemerintah Indonesia saat ini tengah mengembangkan bisnis serta menerbitkan peraturan dan perizinan usaha CCS. Mengingat Norwegia selangkah lebih maju dalam CCS, Indonesia memerlukan masukan dan diskusi lebih lanjut dengan Norwegia tentang cara menciptakan pasar dan memenuhi nilai ekonomi CCS.
“Kami mencatat bahwa Norwegia telah mampu mengkolaborasikan litbang, peran aktif pemerintah, dan antusiasme sektor bisnis. Indonesia ingin menggali pengalaman tentang CCS dari Norwegia,” imbuh Mirza.
Mengenai tata kelola migas, Indonesia ingin bekerja sama dengan Norwegia dan mempelajari lebih lanjut tentang tata kelola migas Norwegia, mengingat Indonesia saat ini sedang dalam proses merevisi undang-undang migas, di mana Indonesia perlu memasukkan CCS.
Kedua, Mirza juga mencatat bahwa Norwegia memiliki keahlian dan teknologi dalam pengembangan migas lepas pantai, yang dikolaborasikan dengan pengembangan offshore wind power. Hal ini, dapat menjadi sesuatu yang dapat dipelajari oleh Pemerintah Indonesia.
Mirza menjelaskan bahwa salah satu Badan Usaha Milik Negara Indonesia yakni PT. Pertamina (Persero), dalam mengembangkan proyek CCS/CCUS juga menghadapi sejumlah tantangan. Oleh karena itu, pihaknya mendorong PT. Pertamina (Persero) bersama dengan Pemerintah mengeksplorasi lebih banyak diskusi dengan delegasi Norwegia tentang aspek komersial CCS/CCUS.
Kemudian dari sisi energi terbarukan, dijelaskan Mirza bahwa saat ini Indonesia sedang dalam proses mempersiapkan peta jalan dan rencana aksi hidrogen, mengembangkan lebih banyak potensi di bidang panas bumi dan mengeksplorasi potensi lainnya sebagai bagian dari langkah nasional menuju transisi energi. Indonesia mengundang Norwegia untuk mengambil bagian dalam pengembangan energi terbarukan Indonesia.
“Proyek energi terbarukan, diharapkan dapat mendorong dekarbonisasi, mempercepat transisi energi, dan memastikan ketahanan energi nasional di Indonesia,” harap Mirza.
“Mengenai pengembangan kapasitas, saya yakin kedua negara dapat menjajaki setiap kemungkinan kerja sama. Pagi ini, ITB dan Universitas Bergen telah memulai inisiatif tersebut, dan kami menyambut lebih banyak kerja sama pengembangan kapasitas,” jelas Mirza lebih lanjut.
Dari pertemuan tersebut, Mirza optimis bahwa kedua belah pihak akan menemukan lebih banyak peluang kolaborasi untuk menghasilkan kemajuan di sektor energi kedua negara tersebut.
(RAW)