Jakarta, Masih dalam suasana Lebaran, Dirjen Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja dan para pejabat eselon II di lingkungan Ditjen Migas, melakukan pertemuan dengan para mantan dirjen migas di Auditorium Migas, Jumat (24/7) siang.
Mantan dirjen migas yang hadir dalam acara yang berlangsung akrab dan santai ini adalah Suyitno Padmosukismo, Supraptono Sulaiman, Rachmat Sudibyo, Iin Arifin Takhyan, Luluk Sumiarso dan A. Edy Hermantoro.
Selain bertujuan meningkatkan tali silaturahmi dengan para senior migas ini, Dirjen Migas IGN Wiratmaja juga mengharapkan agar para seniornya berkenan untuk membantu menyumbangkan pikiran dan masukan bagi peningkatan migas nasional.
Dalam kesempatan itu, masing-masing mantan dirjen dipersilakan menyampaikan pengalamannya secara umum. Hal-hal yang disampaikan, antara lain mengenai keinginan Pemerintah untuk mengembangkan gas bumi, sebenarnya telah lama direncanakan. Hanya saja, kata Rachmat Sudibyo, terbentur oleh mahalnya konverter kit yang pada saat tahun 90-an mencapai Rp 20 juta per unitnya. Di sisi lain, harga BBM yang masih sangat murah juga menjadi kendala tersendiri.
Sementara Iin Arifin Takhyan memaparkan tekad Pemerintah mengembangkan Blok D Natuna untuk meningkatkan cadangan migas nasional. Ia menyarankan agar diberikan insentif khusus bagi blok-blok yang berada di daerah frontier.
Luluk Sumiarso menceritakan pengalamannya menyusun regulasi migas guna melengkapi aturan-aturan yang telah ada, termasuk menyusun pembagian tugas antara Ditjen Migas, BP Migas (SKK Migas) dan BPH Migas. Pada masa kepemimpinan Luluk juga, pembangunan infrastruktur jaringan distribusi gas bumi untuk rumah tangga mulai dirintis.
Sedangkan A. Edy Hermantoro mengusulkan sistem gross production sharing untuk mengembangkan gas non konvensional seperti CBM dan shale gas.
Pertemuan dengan para mantan dirjen ini direncanakan akan dilakukan setiap 3 bulan dengan sejumlah agenda khusus. (TW)