SDM Lokal Untuk Blok Masela Disiapkan

Jakarta, Menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo agar putra-putri daerah Maluku dapat berperan dalam pengelolaan Blok Masela ketika selesai dibangun nanti pada tahun 2024, Pemerintah tengah menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan untuk kegiatan tersebut.

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir dalam jumpa pers di kantornya, Selasa (5/4), mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dalam menyiapkan SDM agar mampu mengelola dan mengoperasikan Blok Masela.

Upaya menjaring SDM lokal dilakukan di Universitas Pattimura dan Politeknik Ambon, sesuai dengan bidang yang diperlukan.  “Kira-kira dibutuhkan tenaga engineer dalam bidang apa saja, di antaranya yang sudah disampaikan kepada saya adalah teknik perminyakan, teknik mesin, teknik elektro, teknik kimia, teknik industri, teknik fisika, dan teknik sipil,” kata Nasir.

Menurut Nasir, pendidikan bagi masyarakat sekitar Blok Masela sangat diperlukan karena banyak keuntungan dari pembangunan dan pengelolaan Blok Masela. Tidak hanya terbatas pada hasil  produksi gas, tetapi juga industri turunannya seperti  pabrik pupuk  dan sebagainya.  “Ini yang sangat penting dan masyarakat bukan menjadi penonton lagi di sana,” tukasnya.

Sekadar mengingatkan, Blok Masela dikelola oleh PT Inpex Inpex Masela Limited (65%) dan Shell Upstream Overseas Services Ltd (35%). Blok ini memiliki luas area lebih kurang 4.291,35 km², terletak di Laut Arafura, sekitar 800 km sebelah timur Kupang, Nusa Tenggara Timur atau lebih kurang 400 km di utara kota Darwin, Australia, dengan kedalaman laut 300-1000 meter. Kontrak kerja sama Blok Masela ditandatangani pada 16 November 1998 dan mendapat persetujuan PoD I pada 6 Desember 2010.

Selanjutnya pada 10 September 2015, SKK  Migas mengajukan rekomendasi revisi PoD I Lapangan Abadi, Blok Masela kepada Menteri ESDM. Ini merupakan tindak lanjut permohonan Inpex Masela Limited pada tanggal 12 September 2014 yang mengusulkan perubahan skenario fasilitas produksi Floating LNG (FLNG) dari 2,5 MTPA menjadi 7,5 MTPA. Usulan ini diajukan Inpex karena setelah dilakukan pengeboran pada tahun 2013-2014, cadangannya diidentifikasi jauh lebih besar yaitu 10,37 TCF.

Setelah melalui pertimbangan yang panjang, pada tanggal 23 Maret 2016, Presiden Jokowi memutuskan  pembangunan Blok Masela diputuskan di darat (onshore). “Ini adalah sebuah proyek jangka panjang. Bukan hanya satu, dua, sepuluh, atau lima belas tahun. Proyek yang menyangkut ratusan triliun rupiah. Oleh sebab itu, dari kalkulasi, dari perhitungan, dari pertimbangan-pertimbangan yang sudah saya hitung, kita putuskan dibangun di darat,” kata Presiden. (AN)

 

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.