Capaian ESDM Tahun 2022: Realisasi PNBP Capai 138 Persen, Subsidi Energi Tetap Dipertahankan

Jakarta,    Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor ESDM tahun 2022 mencapai Rp351 triliun atau atau 138% dari target Rp254 triliun. Dari angka tersebut, PNBP migas mencapai Rp148,7 triliun atau 106,90% di atas target Rp139,1 triliun.  Sedangkan PNBP minerba mencapai Rp183,4 triliun, melampaui target sebesar Rp101,8 triliun.  Realisasi PNBP EBTKE sebesar Rp2,3 triliun, di atas target Rp1,6 triliun.

“Harga komoditas meningkat signifikan sehingga melampaui yang sudah ditargetkan semula. Subsektor minerba yang memberikan kontribusi yang signifikan,” papar  Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam konferensi pers Capaian Kinerja Sektor ESDM Tahun 2022 di Ruang Sarulla Kementerian ESDM, Senin (30/1).  Dalam acara ini, Menteri ESDM didampingi para pejabat eselon I, antara lain Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji.

Untuk tahun 2023, lanjut Menteri ESDM, PNBP  sektor ESDM ditargetkan sebesar Rp219 triliun, terdiri dari PNBP migas Rp131,2 triliun dan PNBP minerba sebesar Rp85,2 triliun, serta PNBP EBTKE sebesar Rp1,8 triliun. “Untuk tahun 2023, kita antisipasi penurunan harga komoditas. Kita ambil angka yang konservatif, namun lebih tinggi dari 2021. Nanti lihat saja perkembangannya,” tambah Arifin.

Capaian melampaui target juga terlihat dari porsi gas bumi untuk kebutuhan domestik semakin besar yang mencapai  68%, lebih besar dibandingkan porsi ekspor. Realisasi penyaluran gas bumi domestik 2022 sebesar 3.686 BBTUD.  Pemanfaatan gas bumi paling besar untuk industri sebesar 1.610,7 BBTUD (29,45%).

Sementara realisasi investasi tahun 2022 mencapai  US$26,8 milliar atau 86% dari target tahun 2022 sebesar US$31 miliar. Realisasi investasi tahun 2022 terdiri dari investasi migas US$13,9 miliar, listrik US$5,8 miliar, minerba US$5,6 miliar dan  EBTKE sebesar US$1,6 miliar.

Untuk menjaga daya beli masyarakat dan daya saing industri dalam pemulihan ekonomi, Pemerintah tetap mempertahankan subsidi energi. Realisasi subsidi energi tahun 2022 sebesar Rp157,6 triliun,  terdiri dari subsidi BBM & LPG sebesar Rp97,8 triliun dan subsidi listrik sebesar Rp59,8 triliun.

Terkait lifting migas, Menteri ESDM menyampaikan bahwa realisasi lifting minyak mencapai 612.000 barel per hari, di bawah target 703.000 barel per hari. Sedangkan lifting gas mencapai 955.000 barel setara minyak per hari, di bawah target 1,036 juta barel setara minyak per hari. “Kinerja sumur-sumur minyak kita menunjukkan tren menurun karena sudah mature dan adanya hal-hal yang menyebabkan kehilangan produksi seperti unplanned shutdown,” katanya.

Untuk mendorong pencapaian target produksi minyak bumi 1 juta barel per hari dan gas bumi 12 BSCFD tahun 2030. Pemerintah menyiapkan kemudahan  investasi dan insentif. Strategi untuk meningkatan produksi migas, antara lain optimalisasi produksi lapangan eksisting, transformasi Resources to Production, mempercepat Chemical EOR  dan eksplorasi secara massif untuk penemuan besar.

"Kami sudah mengumpulkan para KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) untuk meningkatkan kinerja peralatannya, melakukan langkah-langkah yang lebih dengan metode yang paling mutakhir, kemudian melakukan tindakan preventif," ujar Arifin.

Untuk program Jaringan Gas Rumah Tangga (Jargas), realisasi tambahan pembangunan jargas pada tahun 2022 sebanyak 72.640 sambungan rumah tangga (SR), dengan tambahan tersebut total jaringan gas yang telah terbangun sebesar 871.645 SR..

Selain itu, realisasi Pembangunan ruas Transmisi Cirebon-Semarang (Cisem) tahap I sepanjang 62 km mencapai 67,33%. Untuk Program BBM Satu Harga pada tahun 2022 menjangkau 92 lokasi, sehingga sampai saat ini terdapat 423 lokasi. Pada tahun 2023 ditargetkan untuk 89 lokasi BBM Satu Harga.

Pada subsektor ketenagalistrikan, Pemerintah terus mendorong peningkatan kapasitas pembangkit untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Pada tahun 2022, kapasitas terpasang pembangkit listrik sebesar 81,2 Gigawatt (GW), di mana 12,5 GW di antaranya berasal dari pembangkit Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Pada tahun 2023 kapasitas terpasang pembangkit listrik ditargetkan sebesar 85,1 GW.

Pada tahun 2022 rasio elektrifikasi Indonesia telah mencapai 99,63%. Sementara rasio desa berlistrik telah mencapai 99,76%. Ditargetkan di tahun 2023, seluruh rumah tangga di wilayah Indonesia mendapatkan akses listrik.

Terkait EBTKE, Indonesia terus melakukan langkah konkret dalam mitigasi iklim, termasuk pengurangan emisi GRK dengan peningkatan target menjadi 31,89% dengan kemampuan sendiri dan 43,20% dengan dukungan internasional.

Pada tahun 2022, capaian penurunan emisi CO2 sebesar 91,5 juta ton. Hal tersebut dicapai melalui aksi mitigasi implementasi EBT, efisiensi energi, dan penerapan bahan bakar rendah karbon, penggunaan teknologi pembangkit bersih dan kegiatan lain. "Selain itu, intensitas penurunan emisi CO2 kita mencapai 0,335 ton," tambahnya

Pemerintah juga terus melaksanakan kebijakan mandatori biodiesel untuk mengurangi impor dan menghemat devisa. Pemanfaatan biodiesel untuk domestik pada tahun 2022 sebesar 10,45 juta kiloliter (KL) dan penghematan devisa sebesar Rp122,65 triliun atau US$8,34 miliar. (TW)

 

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.