Jakarta, Komisi VII DPR RI mengapresiasi keinginan Menteri ESDM Sudirman Said untuk tidak menaikkan harga BBM dalam menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri 2016.
Hal itu terungkap dalam Rapat Kerja Menteri ESDM dengan Komisi VII DPR, Selasa (12/4). Hadir mendampingi Menteri ESDM, Dirjen Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja, Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi dan Dirut PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto.
Menteri ESDM Sudirman Said dalam paparannya mengatakan, keputusan Pemerintah untuk meninjau harga BBM setiap 3 bulan merupakan keputusan yang moderate. Artinya, harga BBM tidak terlalu sering naik turun atau waktunya tidak terlalu panjang. Untuk penetapan harga BBM yang berlaku mulai 1 April 2016, Pemerintah tidak menetapkan sesuai dengan keekonomian karena berdasarkan studi, penurunan harga BBM tidak serta merta disertai penurunan ongkos angkut dan barang-barang kebutuhan lainnya. Sebaliknya apabila harga BBM naik sedikit saja, maka harga barang-barang dan ongkos ikut naik sehingga masyarakat bawah dirugikan. Alasan lainnya, adanya tren harga minyak akan cenderung naik pada bulan Juni dan Juli 2016. Padahal pada bulan-bulan tersebut, masyarakat akan menghadapi puasa dan lebaran.
Adanya selisih antara harga BBM sekarang dengan harga keekonomian, lanjut Sudirman, dapat dijadikan sebagai dana bantalan apabila suatu ketika harga BBM akan mengalami kenaikan. “Kita berpikir untuk menyimpan sisa lebih ini untuk bantalan apabila harga BBM naik. Apalagi akan menghadapi puasa dan lebaran. Pada bulan Juni dan Juli diperkirakan akan ada kenaikan harga minyak dunia,” tambahnya.
Sudirman berharap agar harga BBM ini bertahan sampai dengan bulan September 2016 sehingga dapat membantu masyarakat luas. ““Diperkirakan harga ini akan bertahan sampai September atau syukur-syukur sampai akhir tahun, meskipun secara regulasi tetap ditinjau 3 bulan sekali. Harganya mudah-mudahan tetap flat sebagai sekarang,” katanya. (AN)