Jakarta, Pertemuan ke-2 G20 Energy Transitions Working Group (ETWG) dan Environment Senior Official Meeting (ESOM) di bawah Presidensi Jepang telah dilaksanakan di Toyama, Jepang, tanggal 18-19 April 2019. Delegasi Indonesia pada pertemuan ini dipimpin oleh Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Perencanaan Strategis, Yudo Dwinanda Priaadi.
Pada pertemuan ETWG ke-2 ini, Indonesia menyampaikan laporan akhir dan launching hasil G20 Peer Review on Inefficient Fossil Fuels Subsidies (IIFS) bersama Italia. Argentina meminta Indonesia menjadi tim reviewer untuk Argentina pada proses IIFSR antara Argentina-Kanada yang akan dilaksanakan pada tahun 2019 dan akan dilaporkan pada tahun 2020.
ETWG juga membahas teknologi CCUS sebagai salah satu sumber energi yang membantu pencapaian target menjaga kenaikan temperatur global tidak melebihi 2 derajat Celcius sesuai Paris Agreement. Jepang mengusulkan agar isu CCUS dituangkan dalam G20 Action Plan, namun beberapa negara memandang belum saatnya perlu dijabarkan dalam G20 Action Plan mengingat tidak semua negara menggunakan teknologi ini dalam transisi energinya. Indonesia menambahkan bahwa teknologi CCUS masih perlu dimatangkan. Selain itu, masih terdapat kesenjangan kapasitas teknologi antar negara di dalam dan di luar G20.
Pada sesi lain, Indonesia yang diwakili oleh Direktur Kebijakan APBN Kemenkeu menyampaikan presentasi dengan judul Indonesia’s Effort to Phase Out and Rationalise Fossil Fuel Subsidy. Dalam kesempatan tersebut, disampaikan alasan dan pencapaian reformasi subsidi dan hal-hal penting dalam pengalaman pengurangan subsidi melalui pengalihan untuk sektor produktif. Presentasi tersebut mendapat apresiasi dari forum dan menjadi contoh best practices kebijakan yang dapat diaplikasikan oleh anggota G20 lainnya.
Deliverables pada pertemuan ETWG dan ESOM selanjutnya akan diadopsi pada Pertemuan Tingkat Menteri Ministerial Meeting on Energy and Environment for Sustainable Growth di Karuizawa pada tanggal 15-16 Juni 2019. (AS)