Jakarta, Rapat kerja Menteri ESDM dengan Komisi VII DPR, Selasa (6/8), menyepakati asumsi dasar RAPBN 2017 sektor ESDM, antara lain ICP sebesar US$ 45 per barel serta total lifting migas 1.965.000 barel per hari, terdiri dari lifting minyak 815.000 barel per hari dan lifting gas bumi sebesar 1.150.000 barel setara minyak per hari.
Lifting minyak bumi sebesar 815.000 barel per hari ini, lebih tinggi dari angka yang diajukan Pemerintah sesuai dengan Nota Keuangan Presiden Joko Widodo tanggal 16 Agustus 2016 sebesar 780.000 barel per hari. Menurut Komisi VII, peningkatan lifting minyak didasarkan pada hasil Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR dengan SKK Migas dan 15 KKKS, Senin (5/8), di mana produksi lapangan Banyu Urip diperkirakan dapat mencapai 200.000 barel per hari.
Terhadap keputusan ini, Plt Menteri ESDM Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Pemerintah harus berupaya keras agar target lifting minyak 815.000 per hari dapat tercapai. Dia mengatakan, pengelola Blok Cepu memang menyatakan dapat memproduksi minyak hingga 200.000 per hari. Namun demikian, Pemerintah menilai lebih baik bersikap konservatif yaitu 780.000 per hari, daripada mengumbar janji.
Raker yang dipimpin Ketua Komisi VII DPR juga menyepakati volume BBM bersubsidi sebesar 16,61 juta KL, terdiri dari Minyak Tanah 0,61 juta KL, Solar 16 juta KL. Penetapan volume BBM bersubsidi ini, jelas Dirjen Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja, masuk akal karena berdasarkan realisasi hingga Agustus 2016 mencapai 9,085 juta KL atau 56,1% dari volume BBM bersubsidi dalam APBN-P 2016 yang diterapkan sebesar 16,188 juta KL.
Sedangkan volume LPG 3 kg disepakati sebesar 7,096 juta KL. Perhitungan volume LPG 3 kg berdasarkan pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan usaha mikro dan rumah tangga serta rencana konversi Minyak Tanah ke LPG tabung 3 kg tahun 2017.
Rapat juga menyepakati subsidi tetap minyak Solar Rp 500 per liter. (TW)