Jakarta, Pemerintah berencana membangun pabrik pupuk di Papua yang pasokannya berasal dari Lapangan Tangguh Train III. Selain itu, akan dibangun pula proyek petrokimia yang pasokan gasnya berasal dari Lapangan Kasuri.
Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi di DPR, Selasa (12/4), memaparkan, Lapangan Tangguh Train III berdasarkan sertifikasi cadangan yang dilakukan Lemigas, pasokan gasnya cukup untuk membangun pabrik pupuk. Namun ini baru berdasarkan perhitungan di atas kertas saja. “Nanti realisasi masih tergantung hasil pengeboran sebenarnya,” tambahnya.
Sementara untuk pembangunan proyek petrokimia, diharapkan dapat dipasok dari Lapangan Kasuri yang dikelola Genting Oil dan lokasinya berdekatan dengan Tangguh Train III. Pekan lalu, SKK Migas telah berkomunikasi dengan KKKS tersebut dan memintanya mencari investor untuk membangun pabrik petrokimia.
Amien menjelaskan, pihaknya meminta Genting Oil mencari sendiri investor karena sebelumnya sudah ada perusahaan yang berminat, namun meminta harga gasnya hanya US$ 3 per MMBTU. “Menurut perhitungan kami, itu terlalu kecil dan akan menimbulkan kerugian kepada operator gas, tapi memberikan keuntungan besar kepada petrokimianya,” ungkap Amien.
Apabila nantinya ada investor lain yang ingin membangun kawasan industri di sana, lanjut Amien, maka bisa terintegrasi dengan pabrik pupuk dan petrokimia. Pemerintah telah meminta Genting Oil mempelajari kemungkinan membangun power plant.
Rencana pembangunan kawasan industri tersebut mendapat dukungan DPR. Anggota Komisi VII DPR Kurtubi meminta agar rencana pembangunan infrastruktur tersebut direncanakan dengan baik agar penerimaan negara dapat optimal. “Sudah waktunya di Indonesia Timur ada pusat-pusat ekonomi baru,” katanya. (TW)