.jpg)
Medan, Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sangat penting dalam kegiatan operasi migas. Oleh karena itu, badan usaha migas wajib memastikan keandalan operasinya, termasuk keandalan instalasi peralatan.
Direktur Teknik dan Lingkungan Migas Kementerian ESDM Mirza Mahendra menekankan hal ini saat melakukan Management Walk Through (MWT) ke Terminal BBM Medan Group, Sumatera Utara, Jumat (9/6/2023). Dalam kunjungan tersebut, hadir pula perwakilan Dtijen Binwas Kemnaker RI.
Selain memastikan keandalan operasi migas, lanjut Mirza, perlu juga diperhatikan permasalahan terkait buffer zone dan illegal tapping. “Kita perlu juga memperhatikan masalah buffer zone dan illegal tapping yang effort-nya lebih banyak karena melibatkan independent party sehingga perlu engagement dengan masyarakat dan pihak-pihak terkait,” kata Mirza.
Lebih lanjut Mirza menyampaikan, Pertamina Patra Niaga saat ini sedang bertransformasi dengan cakupan wilayah operasionalnya berjumlah 174 instalasi di Indonesia. Di siso lain, penyaluran BBM ke seluruh Indonesia merupakan tugas yang tidak mudah dan tidak semua daerah memiliki nilai keekonomian.
“Maka, kita tetap harus memikirkan hal itu. Itulah mengapa kita (Pemerintah) terus mendampingi. Kita gali informasi berbagai tantangan yang dihadapi oleh Pertamina Patra Niaga. Sejauh itu adalah kewenangan saya, mari kita cari solusinya. Yang kita jaga adalah keberlangsungan penyaluran energi ini dengan tetap membudayakan keselamatan. Kita partner, kita share. Ada masalah apapun, kita discuss,” kata Mirza.
Pada beberapa waktu lalu, Mirza mengakui, pihaknya telah meng-audit sembilan Terminal BBM, termasuk Terminal BBM Medan Group. Di lampiran laporannya, ada poin-poin yang harus ditindaklanjuti oleh badan usaha karena hal itu merupakan adalah salah satu upaya pencegahan potensi-potensi risiko keselamatan,” harapnya.
Koordinator Bidang Koordinasi dan Pengawasan Penyidik Pidana Tenaga Kerja Ditjen Binwasnaker dan K3 Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Agus Subekti pada acara yang sama, mengimbau seluruh stakeholder untuk mencari solusi bersama dalam menghadapi tantangan keselamatan migas, khususnya di wilayah operasional badan usaha masing-masing.
“Mari sama-sama kita temukan solusinya. Kegiatan seperti ini agar ditingkatkan lagi karena migas adalah objek vital. Keselakaan migas lebih merugikan bila dibandingkan (badan usaha) menerapkan K3 di tempat kerjanya,” tegasnya.
.jpg)
Sementara Direktur Rekayasa & Infrastruktur Darat PT Pertamina Patra Niaga Eduward Adolof Kawi menilai bahwa MWT yang dilakukan ini sebagai counter check keadaan di lapangan. “Mungkin ada sisi-sisi yang kami tidak melihat ya, temuan-temuan yang ternyata ada ini sangat bermanfaat bagi kita untuk terus memperbaiki, terus berproses menuju standar terminal. Terminal kami kan sangat banyak. Artinya, mungkin ada satu sisi yang mungkin kami ada keterbatasan waktu dan sebagainya,” ujarnya.
Ia berharap, kegiatan MWT seperti ini lebih intens lagi dilakukan dan mengusulkan agar Direktorat Teknik dan Lingkungan Migas membuat jadwal kunjungan untuk terminal-terminal Pertaminal Patra Niaga yang lain.
“Kami tidak mampu untuk melakukan seluruh inspeksi dengan waktu sangat terbatas. Sementara di sisi lain, manajemen kami berharap bahwa masalah keselamatan, masalah operasional ini harus segera mendapat perhatian khusus sehingga kejadian-kejadian insiden dan sebagainya tidak terulang kembali,” imbuhnya.
Kegiatan MWT ini juga diisi dengan kunjungan ke Instalasi BBM di Belawan dan Labuan Deli.. Dalam kunjungan ini, Ditjen Migas menyerahkan poster Keselamatan Migas sebagai pengingat pentingnya keselamatan dalam kegiatan usaha hilir migas. Selain itu, Ditjen Migas juga menyerahkan buku Atlas Keselamatan Migas Volume 4.
(AFB/SRA)