Jakarta, Dalam Business Forum Migas 2016 yang bertemakan optimalisasi pemanfaatan Pusat Logistik Berikat (PLB) dalam menunjang efisiensi operasi migas, Direktur Pembinaan Program Migas Agus Cahyono Adi, mengatakan, Pusat Logistik Berikat (PLB) diharapkan menjadi industri penunjang di sektor energi untuk mewujudkan visi-misi dari rumah kedaulatan energi.
Agus menjelaskan, PLB sudah ada dalam buku APDN (Apresiasi Produk Dalam Negeri), berisi daftar usaha dalam negeri yang berhubungan dengan minyak dan gas dan seluruh kegiatannya tersertifikasi. “Seluruh kegiatan yang dilakukan PLB itu kita sertifikasi dan kita lakukan verifikasi. Kita lihat kemampuannya dan kita masukan ke dalam, dan kita berikan sertifikat SKOP (Surat Kemampuan Usaha Penunjang Migas),” jelas Agus.
Agus mengatakan, PLB dapat dijadikan solusi untuk pengadaan barang yang diimpor dan menjadi penghemat untuk memangkas rantai perdagangan pada logistik industri migas.
“Melalui SKOP, Pemerintah memasukkannya ke dalam buku APDN. Ini suatu buku pedoman, untuk kita bisa memberikan fasilitas master list untuk impor atau tidak. (Buku) ini sangat kunci. Kalau ada barang yang direncanakan impor oleh KKKS, kita cek. Kalau udah ada di dalam negeri yang sudah siap, maka akan kita tolak usulan master list-nya,” papar Agus
Di dalam PLB yang sudah tercatat, Agus menerangkan bahwa sudah ada beberapa perusahaan yang tercantum. “Di PLB sudah ada yang tercantum di kami beberapa perusahaan. Yang mana lebih bagaimana melakukan logistik dan tentunya masih terbuka, ibu bapak sekalian jika memiki kemampuan, dan bisa tadi mengajukan ke PLB atau kita bisa memberi preferensi pada perusahaan bapak-ibu sekalian untuk menjadi pemasok di usaha hulu migas,” tutupnya. (AN)