Tarakan, Sistem distribusi tertutup LPG 3 kg dengan non tunai akan memberikan jaminan pasokan kepada masyarakat yang berhak menerimanya. Selama ini, sistemnya sangat terbuka sehingga siapapun dapat membelinya. Apabila uji coba distribusi tertutup LPG 3 kg dengan menggunakan kartu non tunai di Tarakan dapat berhasil baik, maka tahun depan akan dilakukan di berbagai daerah di Indonesia.
"Dengan distribusi tertutup, tidak ada lagi antrian, kelangkaan, tidak ada lagi masyarakat ada yang dapat dan ada yang tidak," ujar Dirjen Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja dalam kunjungan kerjanya ke Pangkalan LPG di Kampung Empat, Tarakan Timur, Kamis (15/9). Mendampingi Dirjen Migas, Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Alimuddin Baso, Walikota Tarakan Sofian Raga dan pejabat terkait lainnya.
Selain jaminan pasokan, lanjut Wirat, distribusi tertutup LPG 3 kg juga membuat masyarakat dapat menikmati harga sesuai HET. Selama ini, harga di tingkat konsumen banyak ditentukan oleh pengecer.
Harapan senada juga dikemukakan Sri Margarita, warga Kampung Empat yang juga pemilik pangkalan LPG. Selama ini, katanya, pasokan LPG masih terbatas sehingga akhirnya agar tidak menimbulkan keributan di masyarakat, pihaknya memutuskan membatasi pembelian tiap rumah rata-rata maksimal 1 tabung per minggu.
"Setiap datang pasokan LPG, sekali datang per minggu 70 tabung. Yang dibagi ke warga, kita cukupkan satu rumah satu dulu karena kita melayani 4 RT yang jumlahnya 200 rumah tangga. Sebelum ada kartu gesek ini, kami batasi setiap rumah tangga rata-rata maksimal 1 tabung per minggu," katanya.
Sri menilai, pembatasan 3 tabung per bulan untuk rumah tangga cukup memadai. Namun untuk keluarga yang anggota keluarganya sekitar 5 orang atau lebih, jumlah tersebut relatif kurang. "Kalau untuk rumah tangga yang standar (4 orang), cukup. Tapi kalau rumah tangga yang terdiri dan 5 orang, mungkin kurang. Selama ini kami campur pakai minyak tanah kalah kurang," paparnya. (TW)