Tangerang, Budaya tidak dapat dibangun dalam waktu pendek. Budaya, termasuk budaya keselamatan migas, dibangun dengan kesadaran dan tidak dapat dilakukan sendirian atau berdiri sendiri. Budaya juga bersifat dinamis terhadap perubahan ke depan.
“Culture tidak berarti bahwa budaya berarti statis. Culture juga berarti dinamis terhadap perubahan ke depan. Artinya, culture dibangun atas dasar kepedulian kita terhadap lingkungan,” ungkap Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji pada acara Forum Komunikasi Keselamatan Sektor ESDM 2023 dengan tema “Safety Culture for Sustainable Energy Future”, Jumat (16/6).
Menurut Tutuka, budaya dibangun atas kepedulian terhadap lingkungan. Oleh karena itu, kita harus mulai memperhatikan kejadian di sekitar. “Kecelakaan yang beberapa kali terjadi pada tahun ini dan sebelumnya, akar masalahnya dimulai dari kepedulian. Kepedulian terhadap rumah kita, kepedulian terhadap sesama dan kepedulian terhadap aturan yang dimiliki, termasuk kepedulian terhadap bagian dari institusi Kementerian ESDM,” paparnya.
Dirjen Migas menekankan agar meninggalkan kebiasaan yang tidak peduli terhadap sekitar, tidak menghormati orang lain dan tidak peduli pendapat orang lain karena hal itu juga menandakan orang tersebut tidak dapat dijadikan contoh yang baik.
Dalam kesempatan tersebut, Tutuka menyatakan dukungannya terhadap penyelenggaraan Forum Komunikasi Keselamatan Sektor ESDM 2023 dan mengharapkan dapat disusun nota kesepahaman program keselamatan sektor ESDM dan deklarasi Komitmen Keselamatan antarsubsektor ESDM.
Seluruh subsektor ESDM diharapkan dapat bekerja sama dalam menghadapi tantangan-tantangan dalam penerapan keselamatan agar kegiatan usaha sektor ESDM di Indonesia tetap aman, andal dan akrab lingkungan. (AFB)