Peresmian kedua SPB
Vi-Gas yang dipusatkan di Semarang tersebut dilakukan langsung oleh Direktur
Utama Pertamina Dwi Soetjipto. Dengan diresmikannya kedua SPB Vi-Gas yang
masing-masing berlokasi di Jl. Sultan Agung, Semarang dan Jl. Laksda
Adisucipto, Yogyakarta tersebut, kini Pertamina telah efektif mengoperasikan
sebanyak 18 SPB Vi-Gas, di mana 12 unit beroperasi di DKI Jakarta, 3 unit di
Bali dan 1 unit di Bandung, Jawa Barat.
“Dengan dibangunnya SPB Vi-Gas di Semarang dan Yogyakarta ini akan membuka
pintu pasar Vi-Gas bagi Pertamina di Jawa bagian Tengah sekaligus mendukung
program konversi BBM ke bahan bakar gas di sektor transportasi yang digalakkan
oleh pemerintah. Konsumsi Solar dan Premium di Jawa Tengah dan Yogyakarta kini
mencapai sekitar 5,8 juta KL sehingga ini menjadi titik potensial bagi upaya
pemasyarakatan dan pemasaran Vi-Gas di wilayah ini,†terang Dwi dalam siaran pers.
SPB Vi-Gas di Semarang dan Yogyakarta masing-masing memiliki kapasitas
penyimpanan sebanyak 6 MT atau setara dengan 11.800 liter setara Premium. Jika
digunakan untuk pengisian Vi-Gas angkutan umum, maka dengan kapasitas tersebut
mampu mengisi sekitar 500 unit kendaraan per hari.
Pertamina, tuturnya, akan terus fokus mengembangkan bisnis gas, termasuk Vi-Gas
di dalamnya dengan melakukan pembangunan infrastruktur dan outlet lebih banyak
agar memudahkan masyarakat menjangkau bahan bakar yang ramah lingkungan
tersebut. Bahkan, tuturnya, saat ini Pertamina juga tengah menyelesaikan
pembangunan SPB Vi-Gas serupa yang berlokasi di Solo, Jawa Tengah, dan
Surabaya, Jawa Timur.
“Setelah ini kami akan bergerak ke Solo dan Surabaya yang juga memiliki potensi
penggunaan bahan bakar gas di sektor transportasi. SPB Vi-Gas di kedua kota
tersebut kami targetkan beroperasi pada awal tahun ini juga. Kami akan
optimalkan jaringan SPBU Pertamina yang tersebar luas di seluruh Indonesia dan
serta dukungan finansial yang kuat untuk mendukung kebijakan konversi BBM ke
bahan bakar gas secara cepat, tepat, dan masif,†kata Dwi Soetjipto.
Dwi menegaskan Pertamina sangat serius dan fokus untuk terus memacu penggunaan
bahan bakar gas, baik dalam bentuk LNG
(Liquefied Natural Gas) yang kini dalam masa pilot project, CNG (Compressed Natural Gas) dengan merek Envogas,
maupun LGV (Liquefied Gas for Vehicle)
dengan merek Vi-Gas sebagai upaya untuk mengurangi konsumsi BBM. Saat ini,
katanya, konsumsi Vi-Gas dan Envogas baru mencapai sekitar 0,1% dari konsumsi
BBM bersubsidi.
Dalam 5 tahun mendatang diharapkan tingkat konsumsi Vi-Gas dan Envogas akan
meningkat menjadi sekitar 2,5 juta KL setara Premium. Optimisme tersebut
didukung oleh program investasi perusahaan untuk pembangunan unit-unit
penjualan Vi-Gas dan Envogas di SPBU secara terintegrasi, yang ditargetkan
sebanyak 150 unit per tahun.
Khusus untuk Vi-Gas, tutur Dwi, pertumbuhan konsumsinya telah meningkat
rata-rata sekitar 40% per tahun dari semula 189 KL pada 2008 menjadi 913 KL pada
2013. Melihat tren tersebut dan didukung dengan ketersediaan pasokan,
perkembangan teknologi, desain converter kit LGV yang lebih praktis, dan
perkembangan desain mobil ‘dual fuel BBM-LGV’ dunia, dia meyakini masyarakat
akan lebih menerima Vi-Gas sebagai alternatif BBM di masa mendatang.
Penggunaan LGV kini menempati urutan ketiga bahan bakar transportasi yang
paling banyak dikonsumsi di dunia setelah gasoline dan diesel. Di seluruh
dunia, LGV, digunakan oleh lebih dari 23 juta kendaraan dan tersedia di lebih
dari 67 ribu stasiun pengisian.
Vi-Gas dengan tekanan 8-12 bar di dalam tangki sangat tepat dan aman untuk
digunakan sebagai alternatif bahan bakar. Bahkan, di banyak negara maju di
Eropa dan Asia, porsi penggunaan LGV atau Vi-Gas lebih besar dari penggunaan
BBM.
LGV dengan merek Vi-Gas merupakan bahan bakar gas yang diformulasikan untuk
kendaraan bermotor yang terdiri dari campuran Propane (C3) dan Butane (C4)
dengan spesifikasi yang telah disesuaikan untuk keperluan mesin kendaraan
bermotor sesuai dengan SK Dirjen Migas No. 2527.K/24/DJM/2007. Dengan RON >
98, Vi-Gas memiliki berbagai keunggulan jika dibandingkan dengan BBM, yaitu
ramah lingkungan, pembakaran yang sempurna, bebas sulfur dan timbal,
memperpanjang siklus penggantian pelumas, memperpanjang umur mesin, suara mesin
halus dan bebas knocking.
Vi-Gas juga memiliki keunggulan lain, seperti efisien dalam hal biaya
pembangunan dan pengoperasian stasiun pengisian, serta konverter kit sehingga
dengan berbagai keunggulan tersebut LGV menjadi pilihan banyak konsumen
otomotif dunia. (TW)