Jakarta, Indonesia mendapat tawaran untuk kembali bergabung dalam keanggotaan Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC). Menanggapi hal tersebut, Pemerintah Indonesia telah mengirimkan surat ke OPEC yang intinya bahwa keanggotaan Indonesia di OPEC harus sejalan dengan strategi migas nasional.
"Benar, kita ditawarkan kembali untuk ke OPEC. Dan kita juga sudah mengirimkan surat ke OPEC dan lagi di internalnya OPEC," kata Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar dalam Sarasehan Media yang diadakan di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (7/7).
Wamen ESDM menegaskan, Indonesia bersedia aktif kembali dalam keanggotaan OPEC, namun tetap harus sejalan dengan kebijakan pengembangan migas nasional. Jika keputusan dari OPEC tersebut tidak sejalan dengan strategi nasional, maka Indonesia minta dikecualikan. Misalnya kebijakan untuk memotong produksi minyak, padahal saat ini Indonesia telah menjadi importir untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
"Awalnya seperti itu, kita mengundurkan diri karena ada strategi yang tidak sejalan dengan strategi kita. Kita ingin tingkatkan produksi tetapi produksinya (diminta OPEC) di-cut off. Nah kita menginginkan untuk kedepannya, hal-hal seperti ini bisa diberikan pengecualian," papar Arcandra.
Indonesia membekukan sementara keanggotaan di OPEC pada 30 November 2016 yang disampaikan Menteri ESDM Ignasius Jonan, dalam sidang ke-171 OPEC di Wina, Austria. Pembekuan dilakukan setelah OPEC memutuskan untuk mengurangi produksi minyak mentah sebanyak 1,2 juta barel per hari dan Indonesia diminta memotong sekitar 5% dari total produksi. Padahal di sisi lain, produksi minyak masih menjadi salah satu sumber penerimaan negara yang cukup signifikan. (DK)