Surabaya, Menteri ESDM Sudirman Said bersama Walikota Surabaya Tri Rismaharini dan rombongan, Kamis (9/7) siang, berjalan menyusuri Kampung Lontong di Kelurahan Kupang, Surabaya. Panas yang cukup terik, tidak menyurutkan langkah keduanya menyusuri kampung di pinggir sungai dan berbau kurang sedap itu, untuk meninjau kawasan yang telah menikmati jaringan distribusi gas bumi untuk rumah tangga tersebut.
Sejak dua tahun silam, kampung padat penduduk itu telah menikmati manfaat jargas untuk rumah tangga bagi usahanya. Dengan penghematan yang diperoleh sejak menggunakan gas bumi, taraf kehidupan masyarakat Kampung Lontong kini lebih baik. Hal ini antara lain terlihat dari rumah-rumah penduduk yang kini terlihat lebih rapi dan bersih serta telah berkeramik.
"Banyak sekali pengusaha kecil lontong yang mendapat manfaat. Dulu kebanyakan rumahnya tidak seperti ini. Sekarang lebih bagus," kata Walikota Surabaya Tri Rismaharini (Risma).
Hal senada juga disampaikan Ari Sunaryo, Ketua Paguyuban Kampung Lontong. Sebelum menggunakan gas bumi, paparnya, sebagian besar pedagang lontong sangat tergantung pada bahan.bakar kayu. Alhasil ketika mereka tidam berhasil mendapatkan kayu, kegiatan produksi pun terhenti. Setelah menggunakan gas bumi, produksi lontong dapat berjalan lancar.
Selain kegiatan bisnis yang terus berjalan, penghematan yang diperoleh pun lumayan. Ari yang setiap hari membutuhkan 4 tabung LPG berukuran 3 kg untuk memasak yang jika dirupiahkan Rp 70.000 atau sekitar Rp 2,1 juta per bulan, kini hanya membutuhkan biaya Rp 800.000-900.000 per bulan. Atau hemat sekitar 60%. "Dengan gas bumi, biaya produksi rendah, dapat diteman," tambahnya.
Walikota Surabaya Risma menambahkan, dari rencana pembangunan jargas di 16 lokasi di Surabaya, salah satunya di Kampung Kue. Diharapkan pembangunan jargas dapat meningkatkan taraf kehidupan masyarakatnya. (TW)