Prabumulih, Sebanyak 8.000 sambungan rumah (SR) di Kota Prabumulih telah
menikmati gas bumi yang diresmikan penggunaannya tahun 2013. Masyarakat
mengaku senang dan amat terbantu dengan adanya jaringan distribusi gas
bumi untuk rumah tangga karena harganya murah dan dapat dipakai kapan
pun. Kegiatan ekonomi yang menggunakan gas bumi pun berjalan lancar.
"Enak
pakai gas bumi, bisa terus jualan. Dulu kami pakai kayu bakar dan LPG 3
kg. Kadang sedang memasak, kayu atau gasnya habis. Terpaksa harus cari
dulu dan belum tentu dapat," ujar Yati, warga RT 03/07, Kelurahan
Wonosari, Prabumulih, Minggu (20/3).
Sebelum menggunakan gas bumi,
ketersediaan bahan bakar dan LPG merupakan salah satu kendala Yati yang
sehari-hari berdagang nasi uduk dan gorengan. Dia menceritakan, agar
dagangan dapat siap dijual pada pagi hari, dia mulai memasak pada malam
hari. Kerap kali, kegiatan memasaknya terganggu lantaran kehabisan kayu
bakar atau LPG dan harus menunggu esok pagi untuk membelinya. Terkadang
Yati harus gigit jari karena tidak berhasil memperoleh kayu bakar maupun
LPG. "Kadang-kadang kami sudah cari kesana kemari, tak dapat (kayu
bakar atau LPG). Jadi tak bisa dagang dan makanan yang belum matang itu
jadi mubazir," keluhnya.
Hal senada juga dikemukakan Gunawan Kamil,
tetangga Yati yang membuka toko kecil di rumahnya. Sebelum menggunakan
gas bumi, sesekali ia mengalami kesulitan mencari LPG untuk memasak.
Apalagi jika sedang langka, harganya menjadi mahal. "Harga bisa hampir
dua kali lipat. Tapi terpaksa dibeli untuk memasak. Sekarang sih mau
langka, tidak masalah," kata Gunawan dengan nada senang.
Selain ketersediaan pasokan gas bumi yang lancar, warga juga merasa gembira karena harga gas bumi yang murah. Jika sebelum menggunakan gas bumi Gunawan harus mengeluarkan uang sekitar Rp 200-250 ribu per bulan untuk membeli LPG, maka kini ia hanya perlu menbayar separuhnya atau sekitar Rp 100 ribu. Sementara Yati, yang biasanya mengeluarkan Rp 300 ribu, saat ini paling banyak membayar penggunaan gas bumi Rp 200 ribu atau hemat sekitar 30%.
Manfaat gas bumi yang bersih, juga semakin membuat
warga senang. Tak ada lagi panci atau penggorengan yang hitam pekat
akibat terkenal asap kayu bakar. "Mencuci kuali dan panci jadi gampang.
Dulu kan warnanya hitam sekali, menggosoknya juga harus keras supaya
bersih," ujar Yati.
Selama hampir 3 tahun menggunakan gas bumi untuk
rumah tangga, baik Yati maupun Gunawan tidak mengalami kesulitan.
Pembayaran dapat dilakukan dengan mudah di bank daerah di kota tersebut.
" Petugas sudah pesan, kalau ada apa-apa (masalah) lapor saja. Bayarnya
juga gampang di Bank Sumsel. Sepertinya bayar listrik saja," tutup
Yati. (TW)