Jakarta, Menyusul rencana Pemerintah membangun kilang minyak mini di 8 cluster, beberapa badan usaha telah menyatakan minatnya. Biaya investasi yang dibutuhkan untuk membangun kilang mini, tergantung pada kapasitas. Sebagai gambaran, untuk kilang yang berkapasitas 2.000 barel per hari, dibutuhkan investasi sekitar US$ 7-8 juta.
“Ketika kita mulai mengkaji cluster, sudah ada beberapa yang tertarik. Tapi di daerah cluster 3 seperti Indo Kilang Prima di Riau. Mereka sebenarnya punya izin usaha sementara, tapi juga belum selesai. Terus kemudian PT Jambi Idola Guna Internasional (BUMD) masih mengurus izin usaha,†papar Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Setyorini Tri Utami dalam diskusi di Hotel Aryaduta, Senin (7/3).
Selain itu, PT Tri Wahana juga telah meminta informasi mengenai hasil kajian lapangan. Ada pula BUMD yang telah menyurati Ditjen Migas terkait rencana pembangunan kilang minyak mini. Namun demikian, kata Rini, hingga saat ini belum ada badan usaha yang telah menyatakan secara pasti akan membangun kilang mini karena masih melakukan perhitungan keekonomian.
Secara keekonomian, lanjut Rini, kilang besar besar lebih ekonomis dibandingkan kilang mini. “Makin besar skala (kilang) makin bagus ekonominya dan alat lengkap secara kualitas juga baik. Kilang mini secara segi kualitas kurang dan di-blending dengan milik Pertamina,†tambahnya.
Dalam draf Permen ESDM tentang Pembangunan Kilang Mini yang sekarang sedang disiapkan Pemerintah, Rini memaparkan, akan meng-cover situasi saat ini dan masa depan. Sementara itu mengenai formula harga, akan tergantung jarak kilang dengan mulut sumur.
Apabila ada badan usaha yang menginginkan membangun kilang di tempat yang sama, kata Rini, Permen akan menugaskan Ditjen Migas dan SKK Migas untuk membantuk tim lelang yang bekerja secara transparan. (AN/TW)