Jakarta, Kementerian ESDM akan melaksanakan uji coba subsidi tertutup LPG tabung ukuran 3 kg pada April 2016 mendatang. Uji coba ini rencananya akan dilakukan di Tarakan, Kalimantan Timur dan dua kota lainnya yang masih dalam pembahasan. Subsidi tertutup ini akan dilakukan untuk rumah tangga dan usaha mikro.
Dirjen Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja di Gedung Migas, akhir pekan lalu, mengatakan, sebelumnya uji coba akan dilakukan di Batam. Namun lantaran ada penolakan dari masyarakat setempat, rencana ini dibatalkan. Saat ini, pemerintah tengah mengkaji skema yang paling tepat untuk uji coba tersebut. Ada beberapa skema yang menjadi pertimbangan yaitu menggunakan kartu pintar, subsidi langsung, penggunaan finger print dan telepon seluler.
Dalam melakukan kajian skema yang akan digunakan tersebut, Kementerian ESDM melakukan diskusi dengan berbagai negara yang telah melakukan subsidi tertutup LPG seperti India, Meksiko dan Peru. Dari berbagai pengalaman negara sahabat tersebut, Pemerintah akan memilih skema yang paling pas untuk masyarakat Indonesia.
“India misalnya, cukup panjang juga coba-cobanya hingga akhirnya sekarang ketemu dengan cara memberikan subsidi langsung dan membatasi tiap keluarga hanya boleh membeli LPG bersubsidi sebanyak 1 botol atau sekitar 18 kg per bulan. Mereka pernah hanya menggunakan subsidi langsung saja, tapi gagal,†papar Wiratmaja.
Pemerintah belum menentukan jangka waktu uji coba akan dilakukan. Namun diharapkan pada tahun ini, uji coba rampung dilakukan.
Program konversi BBM ke LPG bertujuan untuk diversifikasi energi guna mengurangi ketergantungan terhadap BBM, efisiensi anggaran, mengurangi penylahgunaan minyak tanah bersubsidi dan menyediakan bahan bakar yang praktis, bersi dan efisien. Kebijakan ini dicanangkan sejak 2006 dan mulai dilaksanakan tahun 2007 di wilayah DKI Jakarta, Tangerang dan Depok. Sampai dengan 2015, telah terdistribusikan 57 paket perdana dengan total penghematan Pemnerintah diperkirakan sebesar Rp 189,8 triliun. (TW)