“Bahkan kalau perlu, mengimpor gas dan batubara yang lebih
murah dari BBM serta mengusahakan migas di luar negeri,†ujar Wakil Menteri
ESDM Widjajono Partowidagdo dalam tulisannya yang berjudul “Analisis Kebijakan
Dalam Menjaga Ketahanan Bidang Energiâ€Â.
Untuk mencapai semua itu, menurut Widjajono, diperlukan
kebijakan harga dan infrastruktur serta peningkatan iklim investasi dan
peningkatakan kemampuan nasional yang mendukung untuk mengoptimalkan penggunaan
energi domestik.
Sementara untuk mencukupi kebutuhan energi 2030-2050,
tambahnya, perlu dilihat perkembangan teknologi dan biaya energi pada tahun
2020.
Lebih lanjut Widjajono mengharapkan agar PT Pertamina
(Persero) dan perusahaan-perusahaan migas nasional dapat meningkatkan produksi
migasnya baik di dalam maupun di luar negeri, disamping perlunya dilakukan
perbaikan sistem fiskal, iklim investasi dan sistem informasi untuk meningkatkan
investasi internasional migas di Indonesia.
Wamen ESDM juga menyoroti perlunya dilakukan peningkatan
kemampuan energi nasional. Dana untuk peningkatan kemampuan ini, dapat
diperoleh dari penghematan yang diperoleh dari digantikannya BBM yang mahal dan
sudah diimpor dengan energi lain yang lebih murah dan tersedia di dalam negeri
seperti gas, batubara, panas bumi dan energi terbarukan lainnya.
Terkait krisis energi, untuk menghindari hal tersebut,
menurut Widjajono, perlu dioptimalkan pemanfaatan energi di Indonesia.
Diperlukan kerja sama, kejujuran, keterbukaan dan kecerdasan dari seluruh
bangsa Indonesia.
“Kita perlu melakukan hal-hal yang benar untuk negeri
ini,†tegasnya.
Persoalan energi dan bangsa, tidak bisa
hanya diselesaikan oleh pemerintah saja. Negara yang baik membutuhkan
adilnya pemimpin, amalnya pengusaha, ilmunya akademisi (ulama) serta kesabaran,
kemandirian dan keperdulian masyarakat.