Kerja sama sektor ESDM tersebut yaitu antara Pertamina
dan Shanghai Know-How Marine Equipment untuk penjualan marine lubricant,
PT Aneka Tambang dan Hangzhou Jinjiang Group untuk pengembangan potensi
bauksit, PT Waja Sekawan Prima dan Tian Yi Seamless Steel Tube untuk
pembangunan pabrik seamless pipe pertama di Asia Tenggara dan Samudera
Energy dan CNOOC/Husky Oil untuk dukungan operasi hulu migas di Blok Madura
Strait.
Selain itu, Barong Baragas Energy dan Jinchuan Group
untuk pembangunan pabrik smelting nikel di Sulawesi Tenggara, Bumi Makmur
Selaras dan Hanking Industrial Group untuk eksplorasi dan pengembangan nikel,
Indonesia Mitra Jaya dan Super Power Int. Holding untuk pengembangan terpadu
nikel di Pulau Seram.
Dalam acara business forum tersebut, diadakan sesi
tanya jawab antara kalangan pengusaha Tiongkok dan para menteri yang
mendampingi presiden. Sektor ESDM mendapatkan
perhatian sangat besar dari para pengusaha Tiongkok. Pertanyaan yang diajukan
menyangkut penerapan UU Mineral dan Batubara, khususnya terkait kewajiban
membangun fasilitas pengolahan dan penggunaan komponen dalam negeri, investasi
untuk peralatan pembangkitan energi baru/terbarukan yang memiliki efisiensi
tinggi di Indonesia. Menteri ESDM menegaskan,
penerapan UU Mineral dan Batubara memang bertujuan untuk meningkatkan
peran kegiatan pertambangan mineral dan batubara untuk mendukung pertumbuhan
ekonomi nasional dan pendayagunaan potensi dalam negeri, namun juga tetap akan
memperhatikan kepentingan investor.
Sedangkan terkait pengembangan energi baru dan
terbarukan, dalam rangka diversifikasi dan konservasi energi, Menteri ESDM
menegaskan tekad Kementerian ESDM untuk lebih meningkatkan upaya diversifikasi
dan konservasi energi dan apabila diperlukan akan mempertimbangkan pemberian
insentif.
Pada kesempatan itu, Menteri ESDM juga mengundang para
pengusaha Tiongkok untuk datang ke Indonesia dan bertemu untuk mendiskusikan
peluang dan upaya meningkatkan investasi di sektor energi dan sumber daya
mineral di Indonesia.
China-Indonesia Business Forum dihadiri
oleh lebih dari 500 peserta kalangan pemerintahan, asosiasi industri dan
pengusaha berbagai sektor dari Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok. Dalam
forum tersebut, Presiden Republik Indonesia didampingi oleh Menteri Koordinator
Perekonomian, Menteri Perdagangan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral,
Menteri Perindustrian, Kepala BKPM, Menteri Luar Negeri dan Menteri Sekretaris
Negara.