Peningkatan kebutuhan energi yang diikuti dengan pertumbuhan ekonomi
yang besar di Indonesia telah menjadikan pengamanan sumber gas alam untuk
kebutuhan domestik sebagai isu yang mendesak dalam agenda nasional.
Penandatanganan MoU dan DoC ini akan membantu Indonesia untuk meningkatkan
kapasitas total pasokan gas Indonesia dengan memanfaatkan pengalaman dan
keahlian dari perusahaan-perusahaan Jepang sebagai investor.
“Kami memiliki keyakinan bahwa JBIC, dengan pengalaman investasi
jangka panjangnya di Indonesia, akan memainkan peran penting dalam meyakinkan
investor Jepang untuk mengembangkan potensi besar yang dimiliki industri hulu
minyak dan gas bumi Indonesia dalam bentuk pendanaan,†kata Kepala BPMIGAS, R.
Priyono, dalam sambutannya.
Nobuyuki Higashi, Kepala Departemen Keuangan Asia Pasifik JBIC,
mengatakan kerja sama akan memperkuat kerjasama antara Pemerintah Indonesia dan
Jepang dalam hal peningkatan kapasitas total pasokan gas alam Indonesia.
Harapannya, pasokan gas alam yang stabil dapat tercapai untuk memenuhi
kebutuhan pasar domestik. “Kerjasama ini juga akan menguntungkan
perusahaan-perusahaan Jepang yang akan berpartisipasi dalam usaha gas di
Indonesia,†katanya.
MoU tersebut merupakan tindak lanjut dari Financial Policy Dialogue Framework yang dibentuk pada bulan
Februari 2010 dan pertemuan yang diadakan pada Agustus 2010. Pemerintah Indonesia
dan JBIC mempunyai pemahaman yang sama terkait pentingnya mengevaluasi
bagaimana mengoptimalkan rantai pasokan secara menyeluruh, mulai dari
eksplorasi hulu gas sampai distribusi hilir gas serta IPP dalam konteks
“Rekonsiliasi Pertumbuhan Ekonomi dan Pelestarian Lingkunganâ€Â. Kemudian pada
saat itu disepakati untuk membentuk suatu kerangka kerjasama yang komprehensif
dalam hal pengembangan gas alam dimana akan dibangun suatu model bisnis yang
dapat mewujudkan rantai pasokan yang efisien.
“Dalam kerangka ini, proyek-proyek individual akan dipromosikan dalam
pengembangan kapasitas pasokan gas, khususnya dari lapangan gas kecil dan
menengah di Indonesia, dimana ide tersebut diusulkan oleh Mr. Hoshi, Deputi
Presiden JBIC di dalam Infrastruktur
Summit Kedua yang diadakan pada tahun 2006â€Â, kata Higashi.
Priyono juga mengatakan bahwa bisnis model baru yang diperkenalkan ini
akan mewajibkan seluruh investor dan kontraktor untuk mengimplementasikan
teknologi state of the art dalam
mengembangkan sumber gas di Indonesia agar dapat memenuhi permintaan yang terus
meningkat dalam bentuk feedstock untuk industri dalam negeri. Dia berharap
model bisnis ini akan menghasilkan dampak multiplier yang signifikan pada
perekenomian domestik. Selain itu, menandakan fondasi yang kuat untuk hubungan
yang saling menguntungkan antara Indonesia dan industri perbankan Jepang.
Priyono juga menyambut baik peran Kamar Dagang dan Industri (Kadin)
Indonesia dan Universitas untuk secara aktif terlibat dalam berbagai tahapan
proyek.“Saya percaya bahwa ini adalah arti sebenarnya dari pengembangan
kapasitas nasional dalam bidang pengetahuan, bakat, teknologi serta kualitas
barang dan jasa dalam negeri,†kata Priyono.