“Kontraktor kontrak kerja sama
(KKKS) menyatakan tidak ada masalah. Proyeksi migas itu cukup realistis,†kata
Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro dalam jumpa pers usai pertemuan dengan KKKS di
Auditorium Departemen ESDM, Selasa (3/2) siang.
Dikatakan Purnomo, untuk ke depan dan seterusnya, pemerintah akan memasang target produksi tidak terlalu tinggi dan tidak juga rendah atau dengan kata lain, realistis. Hal ini lantaran pemerintah punya pengalaman yang cukup pahit ketika memasang target produksi tinggi.
“Dulu pernah produksi kita
pasang tinggi untuk mendorong teman-teman di sektor (ESDM) agar bekerja
keras mencapai hal tersebut. Tapi waktu
(target) itu tidak tercapai, menimbulkan hal-hal yang merugikan kita. Kita
dianggap tidak perform,†papar Purnomo.
Padahal, lanjut Purnomo, terkait
dengan produksi minyak dan gas, target dan perencanaan bisa atau gampang saja
dilakukan. Namun untuk pencapaiannya, banyak kendala di lapangan yang harus
dihadapi. Mulai dari masalah operasional hingga lintas sektoral.
Pada pertemuannya dengan Menteri
ESDM dan jajarannya, KKKS mengeluhkan kendala yang dihadapi di lapangan seperti
tumpang tindih lahan, amdal, masalah keamanan dan hal-hal yang terkait negative
list cost recovery.
Terhadap keluhan itu, pemerintah
menyatakan terbuka untuk dilakukannya konsultasi untuk mendukung pencapaian
target.
“Kami siap memfasilitasi
beberapa kendala yang dihadapi oleh KKKS,†kata Dirjen Migas Departemen ESDM Evita
H. Legowo.
Evita mengatakan, pemerintah
menyadari bahwa sebagian lapangan dan sumur-sumur migas sudah berumur tua. Oleh
karena itu, pemerintah berupaya menggenjot cadangan migas dengan mengadakan
tender-tender wilayah kerja baru. Diharapkan dengan adanya temuan cadangan baru
ini, dapat menahan laju penurunan produksi atau bahkan dapat meningkatkan
produksi.
“Dalam waktu dekat kami akan
kembali menawarkan wilayah kerja migas baru,†tegasnya.
Kepala BPMIGAS R. Priyono
mengungkapkan, pihaknya akan membantu dengan cara mempercepat proses
administratif.