Kepala Humas SKK
Migas, Rudianto Rimbono di Jakarta, Minggu (9/11), mengatakan, realisasi
program pengeboran eksplorasi sebesar 51%. Dari 132 sumur yang direncanakan,
sebanyak 67 sumur telah selesai dibor. Dari jumlah tersebut, 52 sumur merupakan
migas konvensional dan sisanya 15 adalah sumur non konvensional. Beberapa
kendala yang dihadapi antara lain proses pengadaan, jadwal rig, izin pembebasan lahan dan persiapan lokasi.
Untuk survei seismik, geologi, dan geofisika, dari rencana sebanyak 49
kegiatan, terealisasi sebanyak 31 kegiatan atau 63%. Tantangan yang dihadapi
mulai dari melewati taman laut nasional, perizinan daerah, hingga studi
internal. Sementara, pengeboran sumur pengembangan dari rencana 1.324 sumur
dalam revisi program dan anggaran (work
program and budget/WP&B), terealisasi 969 sumur atau 73%. Rig atau anjungan yang beroperasi untuk
melakukan pengeboran mencapai 62 unit, dengan rincian 45 rig onshore dan 17 rig
offshore. “Masalah yang dihadapi pengeboran sumur eksplorasi dan produksi
serupa,†kata Rudianto.
Kegiatan lainnya adalah kerja ulang dan perawatan sumur. Kerja ulang dari
rencana sebanyak 1.102 sumur, terealisasi sebanyak 833 sumur atau 76%.
Sedangkan program perawatan sumur dari 32.657 kegiatan terlaksana 24.028 atau
74%.
Dari kegiatan pengeboran sumur pengembangan, diperoleh initial produksi minyak
sebesar 52.685 barel per hari dan 581 juta kaki kubik gas bumi per hari.
Sedangkan dari kerja ulang dan perawatan sumur didapat tambahan produksi 26
ribu barel minyak per hari dan 286 juta kaki kubik gas bumi per hari. Total
tambahan produksi minyak sebanyak 78.685 barel per hari dan gas bumi sebesar
867 juta kaki kubik per hari. “Tambahan ini untuk mengurangi gap karena
produksi yang terus turun secara alamiah setiap tahun,†kata Rudianto.
Untuk menyelesaikan tantangan yang ada, tindak lanjut yang dilakukan SKK Migas antara lain, melakukan monitoring kegiatan dan koordinasi intensif dengan kontraktor kontrak kerja sama (Kontraktor KKS) yang mengalami kendala, komunikasi dengan pihak-pihak terkait, hingga inspeksi ke lapangan. (TW)