Penyesuaian
Harga BBM Bersubsidi
Selama ini subsidi BBM yang ada dalam pelaksanaannya hanya dinikmati oleh
golongan tertentu dan tidak tepat sasaran. Pemerintah telah berusaha agar
tekanan yang berasal dari kenaikan konsumsi BBM bersubsidi dapat dikelola dan
diminimalkan dampaknya bagi masyarakat. Langkah-Iangkah seperti pengendalian
BBM bersubsidi dan konversi BBM bersubsidi ke gas telah dan akan terus
dilakukan.
Pemerintah melakukan opsi kebijakan penyesuaian harga BBM bersubsidi dengan
tujuan alokasi dana subsidi dapat dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan yang lebih
produktif antara lain: program pendidikan, kesehatan serta perluasan
pembangunan infrastruktur sehingga dapat menyerap tenaga kerja bagi masyarakat.
Sebagai ilustrasi, harga BBM subsidi selama 10 tahun terakhir telah mengalami
beberapa kali penyesuaian, misalnya pada tahun 2005 untuk harga bensin premium
dari Rp. 1.810/liter menjadi Rp. 2.400/liter. Pada tahun yang sama, Pemerintah
kembali menyesuaikan harga bensin subsidi dari Rp. 2.400/liter menjadi Rp.
4.500/liter (atau kenaikan sekitar 87%). Sementara solar naik dari Rp.
2.100/liter menjadi Rp. 4.300/liter (atau sekitar 105%). Pada tahun 2013, harga
bensin premium naik menjadi Rp. 6.500/liter (44,4%), sedangkan solar naik
menjadi Rp. 5.500/liter (51,1%).
Pada saat ini, penyesuaian harga BBM subsidi ditetapkan sekitar 30,7% untuk
bensin premium dan 36,3% untuk minyak solar.
Harga BBM Bersubsidi Per 18 Nopember 2014
Setelah melalui pertimbangan yang seksama dan persiapan program percepatan dan
perluasan program perlindungan sosial yang memadai, Pemerintah menyesuaikan
harga bensin (gasoline) RON 88, dan minyak solar (gas oil) bersubsidi, yang
mulai berlaku pada tanggal 18 Nopember 2014 pukul 00.00 WIB, dengan rincian
sebagai berikut:
PENYESUAIAN HARGA BBM BERSUBSIDI
NO
KOMODITI
HARGA LAMA (Rp/liter) HARGA
BARU (Rp/liter)
1. Bensin (Gasoline) RON
88 6.500
8.500
2. Minyak Solar (Gas Oil)
5.500
7.500
Pemerintah tetap akan meningkatkan pengawasan konsumsi BBM bersubsidi agar
tepat sasaran serta lebih menggalakkan penggunaan BBG serta BBN untuk kendaraan
bermotor serta opsi-opsi lainnya untuk mengendalikan konsumsi BBM subsidi.
Semua kebijakan ini pada akhirnya diharapkan akan semakin memperkuat dan
menggairahkan perekonomian nasional serta memperbaiki keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Kepala Pusat Komunikasi Publik
Saleh Abdurrahman