RAPBN 2011: Kuota BBM Subsidi Jadi 38,51 Juta KL

Agar kuota tersebut tidak meleset, menurut Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR mengenai Asumsi Makro 2011 yang berlangsung pagi hingga tengah malam kemarin, Kamis (23/9), pemerintah akan melakukan sejumlah upaya, antara lain peningkatan pengawasan melalui MoU dengan kepolisian, kejaksaan dan pemda agar subsidi tepat sasaran.

Kuota BBM bersubsidi sebesar 38,591 juta kilo liter tersebut dengan perincian: premium 23,19 juta kilo liter, kerosene 2,315 juta kilo liter dan solar 13,084 juta kilo liter.

Selain itu, melakukan pengendalian konsumsi harian di lembaga penyalur PT Pertamina dan penerapan secara ketat Perpres No 55 tahun 2005 tentang Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak Dalam Negeri.

“Sebagai contoh, spesial kargo tidak akan mendapatkan BBM PSO,” kata Darwin.

Kesepakatan pemerintah dengan DPR tersebut diperoleh setelah melalui perdebatan cukup alot dan melalui lobi. Sebelumnya, pemerintah sempat mengajukan angka 39,234 juta kilo liter. Namun berdasarkan perhitungan BPH Migas dengan mengacu pada realisasi hingga Juli 2010, angka 38,591 juta kilo liter masih realistis dengan melakukan penataan dan pengawasan.

Selain menyepakati kuota BBM bersubsidi, disepakati pula volume LPG bersubsidi sebesar 3,552 juta ton, setara kerosene sebesar 7,826 juta kilo liter. Subsidi BBN ditetapkan Rp 2.000 per liter, alpha BBM bersubsidi sebesar Rp 595,46 per liter dan subsidi listrik Rp 41,02 triliun.

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.