Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro mengemukakan hal tersebut seusai acara Open House Natal dan Tahun Baru 2008 sektor ESDM di Lobby Departemen ESDM, Rabu (2/1).
Sebelumnya, jumlah 50 ribu barel per hari dikeluarkan dari perhitungan lifting minyak pemerintah yang bisa dijual, sehingga ada perbedaan antara produksi minyak dan lifting. Namun kini, pemerintah memutuskan menggunakan perhitungan lifting.
Minyak sebesar 50 ribu barel per hari itu dulu digunakan Chevron untuk memanaskan uap air yang kemudian diinjeksikan kembali ke sumur-sumur minyaknya. Setelah harga minyak mulai merangkak naik, sekitar tahun 90-an, pemerintah meminta Chevron melakukan barter minyak tersebut dengan gas dari Lapangan ConocoPhillips di Sumatera Selatan.
Dengan dimintanya produksi Chevron tersebut oleh pemerintah, maka Chevron harus membeli sendiri gasnya dari ConocoPhillips.