Presiden meminta DIPA 2014 segera ditindaklanjuti
dan bisa diimplementasikan dengan tepat waktu. "Jangan ada kemandekan.
Setiap ada kemandekan akan berpengaruh terhadap hasil akhir pembangunan,"
kata Presiden SBY.
"Saya harap anggaran digunakan secara tepat, transaparan, dan akuntabel.
Cegah terjadinya penyimpangan," Presiden SBY menegaskan.
Belanja pemerintah adalah komponen penting dalam pertumbuhan ekonomi. Terlebih
lagi saat ini ekspor tengah mengalami tekanan, investasi pun dipengaruhi oleh
kondisi global yang belum pulih benar. Maka, Presiden SBY mengingatkan, andalan
yang bisa dipergunakan adalah pada belanja negara.
"Mari dengan sadar, anggaran yang ada di tangan kita benar-benar
digunakan. Kalau pertumbuhan ekonomi tergangggu, maka kesejahteraan rakyat pun
mengalami dampaknya," ujar SBY.
Jika ada keraguan dalam penggunaan anggaran, hendaknya dikonsultasikan dengan
BPKP. "Kalau ada masalah carikan solusi, jangan dibiarkan. BPKP harus
memberikan asistensi. Saya ingin negara kita makin tertib, sistem kita makin
bersih. Semua berjalan dan dilaksanakan secara tepat," Presiden
menandaskan.
Sebelum itu, dalam laporannya Menkeu Chatib Basri mengatakan APBN 2014 disusun
dengan menggunakan beberapa parameter ekonomi makro. Parameter tersebut, antara
lain, pertumbuhan sebesar 6%, inflasi sebesar 5,5%, kurs rata-rata
Rp 10. 500 per dolar AS dan Surat Piutang Negara jangka 3 bulan sebesar 5,5%. Kemudian harga minyak mentah rata-rata US$ 105 per barel, lifting
minyak sebesar 870 ribu barel per hari dan lifting gas sebesar 120 ribu
per hari.
"Total pendapatan negara sebesar Rp 1667,1 triliun, sementara belanja
negara sebesar Rp 1842,5 triliun. Maka defisit tahun 2014 sebesar Rp 175,4
triliun. Defisit akan ditutup melalui pembiayaan dalam negeri dan luar
negeri," Menkeu Chatib menjelaskan.