Peresmian dilakukan bersamaan dengan beberapa proyek
yang masuk ke dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia (MP3I).
Proyek Ruby menelan biaya Rp 5,5 triliun, sementara proyek Sisi Nubi 2B
membutuhkan dana sebesar Rp 8,1 triliun. Besarnya investasi migas menunjukkan
karakter industri hulu migas yang sarat dengan modal dan teknologi tinggi.
“Proyek-proyek ini menunjukkan kerja keras pelaku industri migas yang terus
komitmen mencari cadangan-cadangan migas baru di Indonesia,†kata Pelaksana
Tugas Kepala SKK Migas J. Widjonarko.
Lapangan Ruby berproduksi sebesar 85 billion british thermal unit per hari
(bBtud). Seluruh produksi dipasok ke pembeli domestik, yakni Pupuk Kalimantan
Timur (PKT) untuk mendukung program ketahanan pangan di Indonesia. â€ÂHal ini
menunjukkan komitmen nyata pemerintah untuk memprioritaskan kenutuhan domestik
dan memberdayakan industri pupuk nasional,†katanya.
Jangka waktu kontrak jual beli gas bumi antara PKT dengan Mubadala Petroleum
berlaku hingga 31 Desember 2021. Sekitar 250 miliar kaki kubik (bcf) gas akan
diproduksi untuk pasar domestik selama umur produksi lapangan tersebut. Harga
gas disepakati sebesar US$ 5,75 per mile mile british thermal unit ditambah
faktor tertentu sesuai harga amoniak dan urea.
Presiden Mubadala Petroleum untuk Indonesia, Chris Jones, mengatakan sangat
penting bagi Mubadala untuk menyelesaikan pengembangan lapangan Ruby secara
efisien, tepat waktu, dalam batas anggaran, dan yang terpenting secara aman.
“Lapangan Ruby beroperasi dengan lancar hingga hari ini. Dengan menyelaraskan
proyek tersebut sejak awal dengan prioritas Pemerintah Indonesia, menunjukkan
Mubadala mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia,†kata dia.
Sedangkan proyek pengembangan Sisi Nubi 2B yang terletak di lepas pantai Kutai
Kartanegara, Kalimantan Timur.meliputi memasang dua wellhead platform baru,
termasuk jaringan pipa interkoneksi yang akan terhubung di dua platform yang
sudah ada di masing-masing lapangan. Sesuai rencana pengembangan (POD) yang
telah disetujui, proyek Sisi-Nubi fase 2 ( fase 2A-2B) menambah 35 sumur dan
menelan biaya US$ 1,033 miliar. “Sebesar US$ 739 juta dilaksanakan untuk fase
2B,†kata Deputi Pengendalian Operasi, SKK Migas, Muliawan.
Pekerjaan ini melibatkan 1.200 orang dan 42 kapal berbagi jenis. Seluruh
rancang bangun dan pabrikasi proyek ini dikerjakan oleh perusahaan-perusahaan.
“Meski proyek ini melibatkan banyak orang dan peralatan, kami tetap fokus pada
keselamatan kerja selama operasi offshore berlangsung,†kata President & GM
Total E&P Indonesie, Hardy Pramono.
Pelibatan perusahaan-perusahaan dan produk nasional maupun tenaga ahli
Indonesia dalam proyek ini merupakan bentuk komitmen meningkatkan kapasitas
Indonesia di industri migas. “Kami harapkan produksi migas tersebut dapat
menambah dukungan bagi pembangunan nasional,†kata dia. Saat ini, Total E&P
Indonesie rata-rata membelanjakan US$ 2,5 miliar di Blok Mahakam, sebagai wujud
komitmen untuk terus berinvestasi di Indonesia.
Komitmen perbaikanpPencapaian proyek migas ini dan beberapa perbaikan yang
telah dilakukan SKK Migas dan industri hulu migas menunjukkan komitmen sektor
strategis ini untuk memenuhi harapan publik. (TW)