Untuk tahap I pada tahun 2012,
proyek yang akan dibangun berlokasi di Tanjung Batu, Samarinda (Kaltim),
Batakan, Balikpapan (Kaltim), Pasanggaran (Bali), Pomala, Kendari (Sulawesi
Tenggara). Volume gas untuk masing-masing mini LNG berkisar antara 15-30
MMSCFD.
Kerja sama ini merupakan bentuk kolaborasi strategis
kedua perusahaan dalam pengembangan infrastruktur jaringan teransportasi gas
Indonesia bagian Timur dan diharapkan dapat memberi kontribusi dalam
penghematan biaya pembangkitan listrik dan menurunkan subsidi Pemerintah
sebagai antisipasi meningkatnya harga BBM akhir-akhir ini.
Direktur
Utama Pertamina, Karen Agustiawan mengatakan, “Saya harapkan hal ini juga
merupakan jaminan kepastian pasokan gas di wilayah operasi PLN di Indonesia
Timur dan sebagai bagian dari sistem bisnis gas yang lebih terintegrasi untuk
kepentingan PLN.â€Â
Proyek Mini
LNG ini juga merupakan realisasi dari Perjanjian Pengembangan Bersama tahun
yang ditanda tangani oleh Pertamina dan PLN pada tanggal 29 November 2010 dan
merupakan Komitmen Pertamina untuk menjamin suplai energi dan ketahanan
energi di domestik khususnya di Indonesia Timur. Mini LNG
merupakan solusi moda transportasi gas di Indonesia Timur yang tersebar
sehingga tidak dapat dilakukan dengan menggunakan pipanisasi seperti halnya di
Indonesia Bagian Barat.
Selain untuk
pembangkitan listrik untuk PLN, pasokan gas juga akan dipergunakan untuk bahan
bakar gas untuk pembangkitan listrik pada PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk
yang berlokasi di Pomala Sulawesi Tenggara sebagai pengganti BBM.