Penandatanganan ini akan dilakukan antara anak perusahaan Pertamina, Pertagas, dan anak perusahaan LG, E1, bersamaan dengan waktu kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Korea Selatan pada 23-25 Juli mendatang.
“Elpiji processing itu untuk mengolah produksi lapangan yang ada di daerah Sumatera Selatan,” kata Purnomo seusai raker dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Kamis (19/7).
Dirut PT Pertamina EP Tri Siwindono menambahkan, kilang elpiji ini akan dibangun di lokasi Kilang Plaju milik Pertamina. Kebutuhan bahan baku gas untuk kilang tersebut diperkirakan sebanyak 350 juta kaki kubik per hari. Gas itu akan dipasok dari Kilang Plaju Pertamina. Rencananya, kata Tri, kepemilikan kilang elpiji itu 66% oleh Petragas dan sisanya E1.
“Konstruksi akan dimulai pada kuartal ketiga tahun 2008 dan diharapkan bisa beroperasi pada 2010. Produk yang dihasilkan adalah propane sebanyak 136 ton per hari, elpiji mix sebanyak 839 ton per hari dan kondensat sebanyak 127 ton per hari,” paparnya.
Lebih lanjut Purnomo mengatakan bahwa selain penandatanganan proyek kilang elpiji, dalam kunjungan ke Korea nanti akan ada penandatanganan proyek migas lain. Menurut dia, jumlah kontrak yang akan ditandatangani cukup banyak.
“Sekarang saya minta kepada staf ahli saya untuk meneliti satu per satu mana yang pas untuk ditandatangani. Pertamina dan LG hanyalah salah satunya, ada masih banyak lagi,” tuturnya. Purnomo berjanji akan membeberkan kontrak lain beberapa hari mendatang.
Sebelumnya, Dirjen Migas Departemen ESDM Luluk Sumiarso mengatakan, pihaknya saat ini sedang mengajukan pengecekan proyek-proyek mana saja yang akan ditandatangani pada kunjungan Presiden ke Korea nanti. Menurut dia, proyek-proyek yang akan ditandatangani bervariasi.
“Ada yang migas, listrik dan tambang batu bara. Namun yang terbanyak dari migas dan listrik,” jelas Luluk. (Sumber: Harian Sindo)