Penandatanganan
Manufacturing JV-HoA ini akan menjadi
dasar bagi pelaksanaan studi kelayakan dari komplek petrokimia yang akan
dibangun tersebut. Kolaborasi ini dapat diwujudkan setelah tuntasnya feasibility study awal yang telah
dilakukan secara ekstensif, merupakan bagian dari HoA yang telah ditandatangani pada April 2013.
Manufacturing JV-HoA ditujukan untuk segera mewujudkan kesepakatan
prinsip-prinsip perusahaan patungan dan ruang lingkup investasi, termasuk untuk
memungkinkan kedua pihak menfinalisasi detail rencana proyek pada awal 2014,
sebelum melaksanakan detail bankable
feasibility study dan Front End
Engineering Design (FEED).
Pertamina dan PTTGC telah mencapai kesepahaman dalam beberapa hal, seperti
tujuan dan sasaran proyek, model investasi, spesifikasi site, termasuk juga
kekuatan dari masing pihak yang dapat meningkatkan daya saing perusahaan
patungan yang akan dibentuk. Keputusan akhir investasi (final investment
decision) ditargetkan untuk bisa ditetapkan pada 2015.
Pertamina dan PTTGC telah menuntaskan survei pasar polimer Indonesia melalui
kegiatan distribusi dan pemasaran. Keduanya juga telah memutuskan konfigurasi
awal komplek petrokimia dan kajian teknis terhadap ruang lingkup investasi juga
tetapkan.
Adapun, permintaan produk-produk petrokimia domestik diperkirakan akan
meningkat, seiring dengan tren positif pada sektor manufaktur. Nilai pasar
petrokimia Indonesia diperkirakan mencapai US$ 30 miliar pada 2018 dan
perusahaan patungan ini menargetkan untuk dapat menguasai 30% pangsa pasar
setelah komplek petrokimia tersebut beroperasi secara komersial pada 2018. Saat
ini, produksi produk petrokimia di Indonesia masih belum dapat memenuhi
kebutuhan industri hilirnya, sehingga menyebabkan terjadinya impor dengan
perkiraan nilai US$ 5 miliar per tahun.
Karen Agustiawan, Direktur Utama PT Pertamina mengatakan, â€ÂProyek ini
merepresentasikan tonggak penting bagi strategi pengembangan bisnis hilir
petrokimia Pertamina. Oleh karena itu, Pertamina menghadirkan kondisi investasi
yang terbaik untuk dikaji lebih jauh, seperti lokasi proyek yang dapat
memberikan daya saing secara ekonomi kepada proyek melalui pengintegrasian
dengan kilang, ketahanan pasokan, dan infrastruktur dasar yang mendukung.â€Â
“Kami menyambut gembira untuk bekerjasama dengan PTTGC yang memiliki pengalaman
komprehensif dari banyak kesuksesan yang telah diraih dalam bisnis chemicals.
Keahlian dan kapabilitas PTTGC serta kesamaan kultur diantara Pertamina dan
PTTGC, merupakan hal paling berharga untuk kerjasama bisnis kedua perusahaan
dalam membangun komplek petrokimia di Indonesia,†tutur Karen.
Bowon Vongsinudom, President and CEO of PTTGC mengatakan, “Sejak
penandatanganan HoA pada April 2013 di Bangkok, kami telah bekerja keras untuk
menyelesaikan preliminary study dari proyek ini. Komplek petrokimia ini akan
termasuk di dalamnya unit cracker dan bisnis hilir terintegrasi lainnya, yang
nantinya akan dibahas lebih lanjut untuk dapat menghasilkan nilai tambah
melalui berbagai sinergi dan integrasi bisnis pada lokasi yang akan dipilih
untuk memastikan keekonomian dan daya saing proyek yang tinggi.â€Â
Pertamina dan PTTGC telah menargetkan studi kelayakan tuntas pada kuartal kedua
2014. Selain membentuk perusahaan patungan yang akan menggarap komplek
petrokimia, dalam waktu dekat Pertamina dan PTTGC juga akan membentuk
perusahaan patungan untuk memasarkan dan mendistribusikan produk polimer kedua
perusahaan di Indonesia.
Pertamina memiliki dan mengoperasikan 6 kilang di seluruh Indonesia dengan
total kapasitas sekitar 1 juta barel per hari. Kapasitas kilang Indonesia
merupakan yang terbesar kelima di Asia. Hal ini menjadikan Pertamina memiliki
potensi yang sangat besar untuk mengintegrasikan bisnis kilang dan petrokimia
yang akan memberikan nilai tambah terhadap sumber daya alam Indonesia. Dengan
berbagai keunggulan ini, Pertamina bertekad untuk dapat menjadi pemain utama
petrokimia di Indonesia dan juga di kawasan.
PTTGC merupakan unit bisnis Chemical dari PTT Group dengan total kapasitas
produksi 8,72 juta ton per tahun dan kapasitas penyulingan minyak mentah dan
kondensat sekitar 280.000 barel per hari. Perusahaan telah mengembangkan
bisnisnya kespecialties dan green chemicals melalui beberapa akuisisi strategis
di luar negeri. Investasi yang besar tersebut juga merepresentasikan aspirasi
pertumbuhan dari PTTGC untuk mengembangkan bisnisnya di kancah internasional. (TW)