Demikian dikemukakan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro
dalam jumpa pers di Gedung Departemen ESDM, Jumat (16/10) pagi.
Dipaparkan, investasi sebesar US$ 34,548 miliar tersebut
terdiri dari investasi migas sebesar US$ 19,19 miliar, ketenagalistrkan US$
7,89 miliar dan pertambangan umum US$ 7,468 miliar.
Investasi tersebut meningkat dibanding tahun sebelumnya.
Pada 2010, investasi sektor ESDM diharapkan mencapai US$ 28,068 miliar, US$
29,536 miliar pada 2011, US$ 31,792 miliar (2012) dan US$ 31,255 (2013).
Investasi migas pada 2010 diharapkan mencapai US$ 15,42
miliar, US$ 17,18 miliar (2011), US$ 17,85 miliar (2012), US$ 18,39 miliar
(2013) dan US$ 19,19 (2014).
Sedangkan produksi dari energi fosil pada 2010 diharapkan
mencapai 5.433 ribu BOEPD, 5.724 ribu BOEPD (2011), 5.930 ribu BOEPD (2012) dan
5.951 ribu BOEPD (2013).
Produksi minyak diharapkan dapat mencapai 965.000 barel
per hari pada 2010, 912.000 barel per hari (2011), 1,001 juta barel per hari
(2012), 991.000 barel per hari pada 2013 dan 931.000 barel per hari pada 2014.
Sementara untuk pembangunan infrastruktur migas tahun
2010-2014, diproyeksikan dapat dibangun fasilitas produksi minyak dengan total
kapasitas 726.608 BOPD, fasilitas produksi gas total 20.261 MMSCFD dan total
fasilitas produksi gas metana batu bara (CBM) sebesar 85MMSCFD dan kilang
minyak total 350.800 BOPD.
Selain itu, kilang LPG dengan total kapasitas mencapai
1.133 ton per hari, kilang LNG mencapai 250 MMSCFD, LNG receiving terminal sebesar 800 MMSCFD, jaringan pipa gas kota
sebanyak 80.000 sambungan rumah dan jaringan transmisi yang totalnya mencapai
975 km.
Ditambahkan Purnomo, kebijakan sektor ESDM yang akan
menciptakan Ketahanan Energi dan Mineral, secara umum terdiri dari tiga hal yaitu
menjamin keamanan pasokan energi, melakukan pengaturan harga enerhi dan
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melakukan diversifikasi energi dan
konservasi energi.