Menteri ESDM Purnomo
Yusgiantoro dalam jumpa pers di Departemen ESDM, Senin (30/3), mengemukakan,
terminal mini tersebut diperlukan untuk mengatasi kemungkinan terjadinya defisit
gas di dua daerah tersebut pada 2011-2014.
Terminal mini LNG di Sumatera
Utara perlu dibangun mengingat pasokan gas untuk Medan dan PLTGU Belawan tidak
dapat dipenuhi dari lapangan migas di sekitarnya. Sedangkan untuk Jawa Barat,
terminal mini LNG akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Muara
Karang dan Tanjung Priuk.
â€ÂMemang akan ada tambahan gas
dari Lapangan Pertamina dan ternyata lapangan itu juga tidak cukup untuk
menyuplai daerah Sumatera Utara terutama untuk PLTGU Belawan,†jelas Purnomo.
Pembangunan terminal mini LNG di
Sumatera Utara akan dilakukan oleh PT PGN (Persero). Dirut PT PGN Hendi Prio
Santoso menambahkan, pembangunan terminal mini LNG ini dapat dilakukan oleh PT PGN
sendiri atau bekerja sama dengan pihak lain. Terminal mini LNG tersebut dapat
dipindah-pindah dan mampu digunakan untuk jangka menengah dan panjang.
Sedangkan untuk terminal mini
di Bojanegara akan dibangun oleh konsorsium PT PGN, PT PLN dan PT Pertamina.
Selain membangun terminal mini
LNG, untuk mengatasi defisit di Jawa Barat, pemerintah juga mendorong
pembangunan pipa dari Gresik-Semarang-Cirebon-Muara Bekasi yang izinnya telah
diberikan pemerintah. Untuk pipanisasi ini, pemerintah tengah menunggu
konfirmasi pasokan dari Exxon dan Pertamina Cepu.
â€ÂKita akan minta kepada
Pertamina dan Exxon Cepu untuk secepatnya memberikan konfirmasi pengembangan
gas di Cepu, sehingga pembangunan pipa yang dibangun dari Gresik ke Semarang dapat
segera dibangun,†kata Purnomo.
Pemerintah juga menjajaki kemungkinan
untuk mencari spot kargo LNG. Suplai gas dalam jumlah besar baru akan dapat
digunakan pada 2014 mendatang dari sejumlah lapangan di Kaltim, Masela dan
Tangguh.