â€ÂSupaya tidak terjadi salah jalur,
dibikin tanda atau warna yang berbeda. Ini akan mempermudah para pengguna BBM
subsidi dan non subsidi,†kata Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita H. Legowo
dalam rapat mengenai penggunaan Radio
Frequency Identification (RFID)
di Gedung Migas, Senin (17/1).
Ia mencontohkan, marka jalur khusus
ini seperti jalur e-toll yang
digunakan untuk jalan tol. Untuk membedakan dengan jalur tol yang membayar
secara tunai, maka jalur e-toll diberi
warna yang berbeda.
Selain membahas mengenai jalur
khusus dispenser BBM subsidi, rapat yang dihadiri wakil BPH Migas dan PT
Pertamina serta Tim RFID tersebut,
juga menyepakati perlunya dipersiapkan identifikator sebelum kendaraan
mendekati dispenser serta rencana uji coba pada bulan April 2011, dapat
disesuaikan dengan rencana Ditjen Perhubungan Darat untuk trayek M-01 jurusan Senen-Kampung
Melayu, di mana salah satu SPBU telah dikunjungi oleh Tim RFID.
Sementara itu mengenai tindak
lanjut rencana uji coba RFID, pemerintah
akan mulai mengidentifikasi pembiayaan, dari mulai uji coba pada April 2011 sampai
dengan implementasinya serta menyusun jadwal implementasi.
Rapat juga menyepakati
perlunya dimintakan data kepada Ditjen Perhubungan Darat Kementerian
Perhubungan dan Organda mengenai perkiraan BBM bersubsidi yang dibutuhkan oleh
masing-masing kendaraan pelat kuning untuk trayek M-01 jurusan Senen-Kampung
Melayu.
Radio Frequency Identification (RFID) merupakan salah satu opsi alat kendali yang akan digunakan
dalam program pengaturan BBM bersubsidi, selain stiker. Dengan menggunakan RFID, maka maka di kendaraan yang berhak
menggunakan BBM bersubsidi akan dipasang semacam alat berisi data BBM
bersubsidi untuk kendaraannya. Di SPBU sendiri, akan dipasang 2 reader. Reader pertama, berfungsi untuk melihat atau mengetahui besaran
jatah BBM bersubsidi. Reader kedua,
bertugas meng-input jumlah BBM
bersubsidi yang telah dibeli dan jatah yang tersisa.