Diversifikasi bahan bakar
minyak (BBM) ke bahan bakar gas pada sektor transportasi merupakan salah
satu bukti keseriusan Pemerintah untuk memberikan pilihan bahan bakar
transportasi dan mengurangi BBM yang harganya mahal dan tidak ramah lingkungan.
Ini merupakan amanat UU No 30 tahun 2007 tentang Energi yang mengamanatkan
perlunya diversifikasi untuk pengurangan penggunaan minyak bumi dan hal ini
sejalan dengan Perpres No. 5 tahun 2006 bahwa target bauran energi pengunaan
minyak bumi dari 51% menjadi 20% pada tahun 2025.
Sampai saat ini, pemanfaatan
gas bumi untuk sektor transportasi belum maksimal terutama karena kurangnya
pasokan gas, terkendala infrastruktur serta dirasa masih mahalnya converter
kit oleh para pengemudi angkutan umum. Untuk itu melalui Rencana Kerja
Pemerintah (RKP) tahun 2011, Kementerian ESDM cq Direktorat Jenderal Minyak dan
Gas Bumi melaksanakan pembangunan infrastruktur pengisian bahan bakar gas
(SPBG) di Kota Palembang sebanyak 4 unit, dan pada tahun 2012 akan
ditandatanganinya nota kesepahaman pasokan gas antara Pemerintah dengan
Produsen gas, dan penyiapan infrastruktur dengan anggaran APBN.
Alokasi gas bumi sebesar 35,5 MMSCFD dialokasikan pada
daerah :
- Jabodetabek, dimana gas dipasok dari PT Pertamina EP,
Medco E&P Indonesia, PT PHE ONWJ, PT Perusahaan Gas Negara (Persero)
Tbk dan JOBP Talisman Jambi-Merang, dengan total volume gas 23,1 MMSCFD.
- Surabaya, Gresik dan Sidoarjo, dipasok dari PHE West
Madura Offshore dan Santos dengan total volume gas sebesar 10,2 MMSCFD; dan
- Palembang, dipasok oleh SP2J dan Pertamina EP dengan
total volume gas sebesar 2,2 MMSCFD.
Pada tahun 2012, Pemerintah
akan membangun infrastruktur gas bumi SPBG di Surabaya, Gresik dan Sidoarjo
dimana SPBG akan dibangun di DKI Jakarta, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota
Tangerang Selatan, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten
Gresik dan Kota Surabaya. SPBG LGV akan dibangun terutama di daerah-daerah yang
tidak tersedia alokasi gas bumi dan infrastruktur pipa gas seperti Bandung,
Bali dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pada tahun 2012, Pemerintah
juga akan membagikan 25.500 unit converter kit kepada kendaraan dinas
dan angkutan umum. Program ini diharapkan dapat menghemat 0,3 juta KL BBM atau
subsidi BBM sekitar Rp 1,5 Triliun.
Program diversifikasi dari BBM
ke gas pada sektor transportasi merupakan salah satu program prioritas nasional
yang memberikan keuntungan bagi masyarakat dan Pemerintah.
Keuntungan bagi masyarakat
adalah memperoleh bahan bakar yang harganya lebih murah, bersih dan sesuai
dengan tuntutan teknologi permesinan kendaraan sehingga akan meningkatkan
kesejahteraan dan kesehatan masyarakat sedangkan bagi Pemerintah, penggunaan
bahan bakar gas dapat menjamin ketahanan energi, menghemat subsidi,
meningkatkan jaminan pasokan energi dalam negeri dan mensukseskan program
langit biru serta mengenalkan energi alternatif kepada masyarakat.