“Sumbangan
terbesar berasal dari penjualan ke Indonesia Power sebesar US$ 98 juta,†kata
Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas BPMIGAS, Gde Pradnyana di Jakarta.
Dia
menjelaskan, pemerintah cq BPMIGAS mendorong pemenuhan gas bumi sebagai
penunjang industri dan kelistrikan untuk domestik. Selama ini, gas yang
diproduksi di Jawa Timur (Jatim) digunakan sepenuhnya untuk memenuhi kebutuhan
di wilayah tersebut.
“Tidak
ada gas yang dijual keluar dari Jatim, sehingga pemanfaatan gas dapat lebih
menciptakan efek berganda terhadap kegiatan ekonomi di daerah,â€Âkatanya.
Di
sisi lain, kata Gde, pihaknya berharap konsumen membeli gas dengan harga
keekonomian. Dengan harga yang memadai, perusahaan migas di sektor hulu bisa
melakukan investasi untuk mengembangkan lapangannya. “Pasokan pun dapat
berkesinambungan,†kata dia.
Oleh
karena itu, BPMIGAS menyambut baik kesepakatan kenaikan harga jual gas di
Lapangan Maleo di Jawa Timur antara Santos dan Perusahaan Gas Negara (PGN). Kesepakatan ini dicapai dalam penandatanganan addendum kedua perjanjian
jual beli gas Maleo yang dilakukan antara Santos dan PGN pada Senin, 7 November
2011 lalu. Lapangan Maleo mulai menyuplai gas ke PGN semenjak 2006 dengan
jumlah pasokan sebesar 110 BBTUD. Harga jual sebelumnya sebesar US$ 2,14 per
juta british thermal unit.
Melalui penandatanganan addendum kedua tersebut, kedua belah pihak sepakat untuk menaikkan
harga jual gas menjadi US$ 5 per juta british thermal unit dengan
eskalasi sebesar 3 persen per tahun. “Dengan
kesepakatan ini, pembeli dan penjual sama-sama diuntungkan,†kata Gde.