Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita H. Legowo ketika
mengumumkan pemenang penawaran WK migas di Gedung Migas, Rabu (5/9),
mengatakan, pemenuhan komitmen ini sangat penting mengingat migas masih
merupakan salah satu tulang punggung penerimaan negara. Jika komitmen meleset, maka akan
menyulitkan semua pihak, termasuk masyarakat Indonesia.
â€ÂDiharapkan kepercayaan yang
diberikan pemerintah ini, bisa ditepati dengan sebaik-baiknya. Pemerintah dan
kontraktor (KKKS) adalah partner.
Kita (harus) saling mengerti dan membantu,†tambahnya.
Evita menjelaskan, salah satu
contoh pengetatan ini adalah penentuan pemenang WK migas non konvensional
dimana sebenarnya seluruh WK yang ditawarkan tersebut diminati oleh investor.
Namun karena pemerintah kurang yakin atas komitmen investor yang mengincar Blok
GMB Barito II tersebut, maka tim yang terdiri dari unsur pemerintah dan
perguruan tinggi itu tidak menyetujui penawaran yang diajukan dan dinyatakan
tidak ada pemenangnya.
â€ÂKemarin kami timbang betul,
(komitmen) ini impossible. Kita
sepakat untuk tidak diberikan. Ke depan juga akan begitu. Kita akan lebih
berhati-hati,†tegasnya.
Perpanjang Waktu
Sementara itu mengenai
minimnya peminat penawaran WK migas konvensional yang ditawarkan melalui lelang
reguler, menurut Evita, antara lain disebabkan karena investor merasa waktu
yang diberikan oleh pemerintah kurang lama. Investor meminta agar waktu untuk
mengevaluasi dapat lebih panjang, sehingga mereka dapat lebih yakin dengan data
migas yang ada.
Terhadap permintaan tersebut,
pemerintah sedang mempertimbangkannya. Tentunya, dengan tambahan waktu yang
terbatas karena pemerintah masih menargetkan dapat menawarkan WK migas 2 kali
setahun.
â€ÂKita sedang berpikir akan
diberi kesempatan lebih lama karena mereka (KKKS) melihatnya (data) perlu lebih
lama,†ujar Evita.
Permintaan lain yang diajukan
KKKS adalah agar pemerintah mempermudah akses data.