Pemerintah Jajaki CBM Untuk Rumah Tangga

“Daripada gas dari CBM itu di-flare, lebih baik dimanfaatkan untuk rumah tangga. Gas yang dibutuhkan hanya kecil kok. Nanti pemerintah membantu menghubungkan dengan membangun pipanya,” ujar Dirjen Migas Kementerian ESDM A. Edy Hermantoro di Blora, akhir pekan lalu.

 

Menurut dia, untuk memenuhi kebutuhan 20.000 sambungan rumah (SR), hanya dibutuhkan gas sebesar 0,5 MMSCFD. Jadi kalau pemerintah membiayai pembangunan jaringan pipa distribusi gas bumi untuk 4.000 SR, maka gas yang dibutuhkan hanya 0,2 MMSCFD.

 

“Sekarang kita jajaki dulu pemanfaatan CBM-nya. Nanti kalau anggaran pemerintah sudah ada, tinggal dilaksanakan,” katanya.


CBM adalah gas alam dengan dominan gas metana dan disertai sedikit hidrokarbon lainnya dan gas non-hidrokarbon dalam batubara hasil dari beberapa proses kimia dan fisika. CBM sama seperti gas alam konvensional yang kita kenal saat ini, namun perbedaannya adalah CBM berasosiasi dengan batubara sebagai source rock dan reservoir-nya. Sedangkan gas alam yang kita kenal, walaupun sebagian ada yang bersumber dari batubara, diproduksikan dari reservoir pasir, gamping maupun rekahan batuan beku. Hal lain yang membedakan keduanya adalah cara penambangannya dimana reservoir CBM harus direkayasa terlebih dahulu sebelum gasnya dapat diproduksikan.


CBM diproduksi dengan cara terlebih dahulu merekayasa batubara (sebagai reservoir) agar didapatkan cukup ruang sebagai jalan keluar gasnya. Proses rekayasa diawali dengan memproduksi air (dewatering) agar terjadi perubahan keseimbangan mekanika. Setelah tekanan turun, gas batubara akan keluar dari matriks batubaranya. Gas metana kemudian akan mengalir melalui rekahan batubara (cleat) dan akhirnya keluar menuju lobang sumur. Puncak produksi CBM bervariasi antara 2 sampai 7 tahun. Sedangkan periode penurunan produksi (decline) lebih lambat dari gas alam konvensional.

 

CBM telah dikembangkan sejak 2008 dan produksinya saat ini masih kurang dari 1 MMSCFD. Hingga saat ini, telah ditandatangani 54 kontrak kerja sama CBM. Cadangan CBM Indonesia diperkirakan sebesar 453 TCF, terutama berlokasi di Sumatera Selatan sebesar 183 TCF, Barito 101,6 TCF, Kutai 80,4 TCF dan Sumatera Tengah 52,5 TCF.  (TW)

 

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.