Dirjen Migas Kementerian ESDM
Evita H. Legowo dalam acara Media Gathering di Hotel Manhattan, Kamis (25/11),
mengungkapkan, semula pemerintah menargetkan program konversi minyak tanah ke
LPG dapat diselesaikan pada akhir 2010. Namun lantaran beberapa kendala seperti
terjadinya gempa bumi di Sumatera Barat dan belum selesainya pembangunan
infrastruktur di beberapa wilayah, maka program ini baru akan selesai pada
2011.
â€ÂUntuk 2010, pemerintah
menargetkan membagikan paket konversi sekitar 9,3 juta paket perdana. Namun
karena berbagai kendala, jumlah paket yang dapat dibagikan sekitar 7 juta
paket. Sisanya akan dibagikan 2011,†katanya.
Jumlah keseluruhan paket
perdana yang akan dibagikan berjumlah 52,9 juta paket. Hingga 9 November 2010,
jumlah paket yang telah dibagikan mencapai 47,617 juta paket. Terdiri dari
44,930 juta paket perdana untuk rumah tangga dan 2,687 juta paket untuk usaha
mikro. Total penghematan yang diperoleh dari program ini, diperkirakan sekitar
Rp 25,21 triliun.
Program konversi mitan ke LPG
yang dilaksanakan sejak tahun 2007, dilakukan di hampir seluruh wilayah
Indonesia, kecuali Indonesia bagian Timur. Tidak terjangkaunya kawasan
Indonesia bagian Timur dari program konversi karena belum tersedianya infrastruktur.
â€ÂTapi kami tidak akan
melupakan saudara-saudara kita yang berada di Indonesia Timur,†janji Evita.
Program konversi mitan ke LPG
bertujuan melakukan diversifikasi pasokan energi untuk mengurangi
ketergantungan terhadap BBM, khususnya minyak tanah dan mengurangi
penyalahgunaan minyak tanah bersubsidi karena LPG lebih aman dari
penyalahgunaan.
Selain itu, melakukan
efisiensi anggaran pemerintah karena penggunaan LPG lebih efisien dan
subsidinya relatif lebih kecil daripada subsidi minyak tanah serta menyediakan
bahan bakar yang praktis, bersih dan efisien untuk rumah tangga dan usaha
mikro.