Dalam
Rapat Kerja dengan Komisi VII, Menteri ESDM Jero Wacik menjelaskan, lifting migas 2.090-2.150 ribu
barel setara minyak per hari, terdiri dari lifting
minyak 800-900 ribu barel per hari dan lifting
gas bumi 1.230-1.250 ribu barel setara minyak per hari.
Untuk volume BBM bersubsidi, diusulkan 51,04-52,41 juta KL yaitu Premium 33,50 juta KL, minyak tanah 1,10-1,20 juta KL dan minyak Solar 16,44-17,71 juta KL. volume LPG 3 kg
sebesar 4,78-4,93 juta KL.
Subsidi BBN untuk biodiesel diusulkan Rp 3.000 per liter dan bioethanol Rp
3.500 per liter. Subsidi LGV diusulkan Rp 1.500 per liter. Sementara
alpha BBM bersubsidi diusulkan sesuai dengan formula APBN-P 2013.
Dirjen Migas Kementerian ESDM A. Edy Hermantoro dalam Rapat Dengar Pendapat
(RDP) dengan Komisi VII DPR, Rabu (6/6), menambahkan, usulan ICP didasarkan
pada prediksi situasi pasar minyak bumi tahun 2014. Antara lain, menurunnya
pertumbuhan GDP dunia, suplai OPEC yang diperkirakan tetap mengendalikan kuota
sesuai situasi pasar serta suplai non-OPEC dan OPEC NGL yang diperkirakan masih
terus meningkat.
"Selain itu, faktor geopolitik yaitu ketegangan Timur Tengah dan Afrika
Utara yang diperkirakan akan mendorong kenaikan harga minyak," ujar Edy.
Mengenai lifting migas, Kepala SKK
Migas Rudi Rubiandini menjelaskan, tambahan produksi migas 2014 terutama
berasal dari Lapangan Kepodang, Senoro, Musi Timur dan Banyu Urip. Untuk Banyu
Urip, produksi puncaknya diperkirakan terjadi antara bulan Juni-Oktober 2014.
Namun berdasarkan update, puncak
produksi terutama diperkirakan terjadi pada bulan Agustus 2014.
Jika puncak produksi Lapangan Banyu Urip terjadi pada Oktober 2014, maka
produksi minyak 2014 diperkirakan mencapai 860.000 barel per hari. Sementara
jika terjadi Agustus 2014, maka produksi dapat mencapai 880.000 barel per hari.
Dan jika puncak produksi terjadi bulan Agustus, lifting minyak diperkirakan mencapai 880.000 barel per hari.