Pelaksanaan BBM Subsidi Belum Tepat Sasaran

Penegasan itu disampaikan Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Senin (7/6).

Hadir dalam kesempatan tersebut. Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita H. Legowo, Staf Ahli MESDM bidang SDM dan Teknologi Luluk Sumiarso, Kepala BPH Migas Tubagus Haryono dan Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina Djaelani Sutomo.
 
Menurut Darwin, untuk tahun 2010, realisasi penyaluran BBM bersubsidi telah melampaui kuota sekitar 9-10%. Keterbatasan keuangan negara untuk alokasi subsidi, membuat pemerintah perlu membuat pengendalian secara bertahap, disertai pemberian subsidi secara tepat sasaran.
 
Strategi agar BBM bersubsidi dapat tepat sasaran, antara lain melalui program pengalihan subsidi harga ke subsidi langsung dan bantuan sosial melalui penguatan program-program penanggulangan kemiskinan yang pelaksanaannya dikoordinasikan Bappenas dan pengurangan volume BBM tertentu dengan cara pengurangan pemakaian BBM tertentu, diversifikasi energi, penerapan sistem distribusi tertutup untuk pengguna tertentu dan insentif disinsentif fiskal.
 
"Selain itu, pemilihan harga patokan BBM yang tepat dengan tujuan menekan biaya distribusi BBM, menghitung keekonomian penyediaan BBM dan penetapan harga jual BBM tertentu sesuai daya beli pengguna tertentu," ujar Darwin.
 
Volume BBM bersubsidi tahun 2010 ditetapkan sebesar 36.504.775 kilo liter. Jika tidak dikendalikan, volume diperkirakan membengkak mencapai 40.100.000 kilo liter. Tahun 2009, kuota BBM bersubsidi ditetapkan 36.854.448 kilo liter, realisasinya mencapai 37.837.611 kilo liter.

Kementerian ESDM
Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi
Gedung Ibnu Sutowo St. H.R Rasuna Said Kav. B-5, Jakarta 129100
Telp: 021-5268910. Fax: 021-5268979.
Media Sosial
Call Center
136
Copyright © 2024. Kementerian ESDM Ditjen Migas. All Rights Reserved.