Penemuan minyak dan gas bumi tersebut dibuktikan melalui
uji kandungan lapisan (UKL)-1B pada sumur Tiung Biru (TBR)-2ST dengan interval
2174-2179 m dan 2169-2172 di Formasi Kujung pada jepitan 48/64 inchi. Uji
kandungan lapisan ini merupakan salah satu dari enam UKL yang telah disetujui
oleh BPMIGAS.
Presiden Direktur Pertamina EP Syamsu Alam dalam siaran persnya mengatakan,
keberhasilan ini diharapkan dapat membantu upaya pencapaian target penemuan
minyak dan gas di Indonesia.
Struktur Tiung Biru terletak sekitar 15 km sebelah Tenggara
Untuk mendorong peningkatan produksi minyak Pertamina EP, maka Pertamina
EP mempercepat pengembangan struktur Tiung Biru melalui program POP (Put on Production) dari sumur
TBR-1ST, dengan target produksi 210 BOPD, yang akan dicapai pada Q2/2012, serta
mengajukan sumur TBR-2ST untuk dapat diproduksikan dengan skema produksi yang
sama melalui POP, dengan target
produksi 1000 BOPD.
Dari hasil Pemboran sumur eksplorasi TBR-1ST, yang telah dilakukan pada tahun
2009 yang lalu, diperoleh temuan minyak, kondensat dan gas. Selanjutnya, guna
menilai keberadaan hidrokarbon di struktur Tiung Biru, BPMIGAS telah menyetujui
pemboran 2 sumur penilaian (appraisal
wells), yaitu TBR-2ST dan TBR-3. Pemboran sumur Tiung Biru-2ST yang
merupakan sumur miring (deviated well)
dibor pada sisi utara dari struktur Tiung Biru, ditajak pada 7 Oktober 2011,
hingga kedalaman akhir 2206 mMD, dengan hasil temuan minyak dan gas.
Kegiatan Eksplorasi PAFE Tiung Biru bertujuan untuk membuktikan keberadaan
hidrokarbon di struktur Tiung Biru yang akan menjadi landasan dalam proses
Unitisasi Tiung Biru-Jambaran antara PT Pertamina EP dan Mobil Cepu Ltd. Dari
hasil uji lapisan minyak yang berhasil pada Formasi Kujung membuktikan bahwa
selain gas, cadangan minyak yang ada juga dapat memberikan hasil yang
signifikan.