Meningkatnya peran gas bumi sebagai salah satu sumber penerimaan negara,
papar Menteri ESDM Jero Wacik dalam Pertemuan Puncak Pemimpin Redaksi
Se-Indonesia di Nusa Dua, Bali, Kamis (13/6), terbukti dengan
dimasukkannya lifting gas dalam APBN mulai tahun 2013.
Di sisi
hilir, menurut Wacik, pihaknya telah meminta para pengusaha yang
tergabung dalam Hiswana Migas, untuk mendukung pengembangan gas sebagai
bahan bakar untuk transportasi.
"Hiswana migas itu kan artinya
minyak dan gas, bukan hanya mengurusi minyak saja. Kalau hanya mengurusi
minyak, nanti namanya diubah menjadi Hiswana Mi," canda Wacik.
Sementara
untuk pembangkit listrik, pemerintah telah melarang PT PLN membangun
pembangkit listrik baru yang menggunakan bahan bakar BBM. Gerakan pindah
dari BBM ke gas, harus menjadi gerakan bersama untuk memperkuat
ketahanan energi.
Diakui Menteri ESDM, energi mix Indonesia saat
ini masih tergantung minyak yaitu sebesar 49,7%. Namun ketergantungan
ini akan ditekan hingga menjadi 25% tahun 2025. Peran gas akan
ditingkatkan. Demikian juga batubara dan energi baru terbarukan.
Dalam
kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Pertamina Karen Agustiawan
mengatakan kesiapan PT Pertamina mendukung pengembangan gas untuk
tranportasi. Sebagai perusahaan yang ditunjuk pemerintah untuk
menjalankan program konversi BBM ke BBG, katanya, Pertamina
berinisiatif untuk membangun infrastruktur BBG di Indonesia, di luar
pendanaan yang diperoleh dari APBN.
Dalam kaitan pengembangan
infrastruktur gas, Pertamina berupaya maksimal merealisasikan berbagai
proyek infrastruktur gas, seperti modifikasi kilang Arun, Arun-Medan Gas
Pipeline, Trans Java Gas Pipeline. Pertamina juga mendorong upaya
pemanfaatan LNG untuk bahan bakar di sektor pertambangan, terutama untuk
alat-alat berat. (TW)