"Kepastian harga BBM bersubsidi sedang dimatangkan lagi. Subsidi BBM di
APBN tinggi sekali, hampir Rp 300 triliun. Itu mulanya. Kemudian, ini
tidak bisa dibiarkan begitu saja, habis uang kita, habis APBN kita
kesana. Selanjutnya ada survei yang dilakukan UI dan UGM, ternyata yang
menikmati subsidi BBM itu 77% orang yang mampu. Jadi kesimpulannya,
subsidi salah sasaran. Kita ingin mensubsidi orang yang kurang mampu
tetapi yang dapat subisidi orang yang mampu,†ujar Menteri ESDM, Jero
Wacik dalam acara Apakabar Indonesia Malam di sebuah stasiun televisi
nasional, Senin (29/4) malam.
Berdasarkan hal itu, menurut Menteri,
maka pemerintah mencari cara untuk menurunkan beban subsidi BBM tersebut. Teknis pelaksanaanya, saat ini masih dalam pembahasan. Ada
berbagai macam opsi, seperti penerapan premium dua
harga atau dinaikkan seluruhnya dalam batas yang wajar dengan tetap
melindungi kalangan yang tidak mampu.
"Semua sepakat untuk
mengurangi subsidi BBM. Ada yang mengusulkan cara yang paling mudah
yaitu naikkan saja Rp 4.500 ke Rp 9.500, harga keekonomian. Ini memang salah satu opsi, itu kalau Pemerintah mau gampang dan tidak
punya hati kepada rakyat miskin ya itu yang kita ambil. Namun tidak
mungkin itu yang pemerintah ambil. Ada opsi yang lain, biarkan
saja, kita diamkan saja di Rp 4.500, seperti saat ini, apa yang akan
terjadi, makin berat APBN kita dan bahaya. Ekonomi nasional terancam,
sehingga Presiden meminta kepada kami untuk mencari opsi yang dapat
menyelamatkan ekonomi nasional tetapi bagian yang miskin tetap
terlindungi. Maka munculah opsi, untuk melindungi yang miskin tetap ada
yang harga Rp 4.500 untuk motor, angkot dan ada harga yang naik untuk plat
hitam, mobil pribadi yang dibahas beberapa waktu lalu sebesar Rp 6.500.â€Â
imbuh Wacik.
Perkembangan opsi dua harga itu, ternyata dalam
kajiannya, akan menimbulkan kesulitan dalam implementasi dilapangannya
terutama didaerah-daerah yang hanya memiliki SPBU satu-satu, selanjutnya
mengerucutlah pada opsi satu harga.
Menteri menambahkan, “kalau
ada kenaikan harga BBM maka akan ada inflasi yang akan berdampak kepada
yang miskin, karena itu Presiden meminta kepada jajarannya apa
kompensasi bagi yang miskin untuk mengurangi bebannya. Beliau (Presiden)
mengatakan kalau nanti disesuaikan harganya maka pada hari yang sama
harus sudah terdistribusi kompensasinya, ujar Wacik. (SF)