Mereka datang membicarakan proyek East
Natuna yang sedang dalam persiapan Plant of Development (POD). Nilai investasinya besar sekali,
seimbang dengan proyek di Blok Masela. Jadi kita akan punya dua proyek gas
besar di masa depan. Di timur, Masela,
kemudian di Barat di East Natuna, ujar Jero Wacik usai pertemuan, Jumat (17/5).
Blok East Natuna diperkirakan memiliki cadangan sebesar 212 triliun kaki kubik
dengan 75% di antaranya berupa CO2, sehingga cadangan sebenarnya yang bisa
di-recover 0,25% atau sekitar 45 triliun kaki kubik. Untuk investasi
yang diperlukan sekitar USD 20 milyar.
Selanjutnya Menteri ESDM menambahkan, pada tahun ini, semua proses persetujuan akan
dimulai sehingga tahun depan sudah dapat disetujui. Biasanya, begitu kita
start, cepat itu. Kalau dulu lama, bisa dua tahun, katanya.
Konsorsium Natuna dipimpin Pertamina bersama tiga mitranya yakni ExxonMobil, Total EP Indonesie, dan PTTEP Thailand. Sebanyak 35%, hak partisipasi (participating interest/PI) dimiliki Pertamina, lalu Exxon juga 35%, dan Total serta PTTEP masing-masing 15%. Selain berpartisipasi di Blok East Natunan, PTTEP Thailand memiliki beberapa blok migas lainnya di Indonesia yaitu, Blok Malunda , Blok Sadang, Blok South Mandar dan Blok South Sageri di Selat Makasar dan satu di Blok Semai II di Papua Barat.