Dalam sambutannya Purnomo mengajak para pengusaha untuk meningkatkan investasinya di Indonesia serta mendukung upaya pemerintah meningkatkan produksi minyak menjadi sekitar 1 juta barel per hari. Kebijakan bidang fiskal yang baru, memungkinkan pengembangan bisnis migas di masa mendatang.
Purnomo juga menyinggung tentang potensi gas Indonesia yang cukup besar yaitu sekitar 165 TCF. Ia memperkirakan di waktu mendatang, gas akan menyumbangkan penerimaan negara yang cukup besar, selain minyak.
Sedangkan President IPA Roberto Lorato mengemukakan, IPA berkomitmen mendukung usaha pemerintah memenuhi permintaan energi yang cukup besar. Ia berharap melalui forum ini dapat diperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai sejumlah isu penting dalam industri migas di Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, dilakukan penandatanganan 5 kontrak kerja sama 5 wilayah kerja migas yang ditawarkan melalui penawaran langsung (joint study) dengan total investasi komitmen 3 tahun pertama mencapai US$ 201,45 juta dan bonus tanda tangan yang akan langsung diterima pemerintah sebesar US$ 24,45 juta.
Kelima wilayah kerja migas tersebut adalah South Barito dengan kontraktor Murphy Overseas Ventures Inc., Rangkas dengan kontraktor Lundin Oil & Gas B.V, South East Palung Aru dengan kontraktor Konsorsium CNOOC South East Asia Ltd dan Petronas Carigali Overseas Sdn Bhd, West Timur dengan kontraktor ENI Indonesia dan Kasuri dengan kontraktor Genting Oil & Gas Ltd.
Sedangkan kontrak kerja sama CBM pertama yang ditandatangani dikelola oleh Konsorsium PT Medco CBM Sekayu dan South Sumatre Energy Inc.
Selain itu, ditandatangani pula 6 kontrak jual beli gas senilai US$ 578 untuk pembangkit listrik, pabrik petrokimia dan industri. Antara lain, pembangkit listrik di Sumatera Utara dan Muara Tawar, pabrik petrokimia Medco Methanol Bunyu serta PT Pertiwi Nusantara Resources.