Dalam paparan pada Raker dengan Komisi VII DPR, Senin (18/2), Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro mengemukakan, dari 10 kilang yang telah beroperasi tersebut, 9 diantaranya merupakan milik PT Pertamina (Persero) dengan kapasitas 1,057 juta barel per hari. Satu kilang lainnya milik PT TPPI dengan kapasitas 100 ribu barel per hari.
Sementara 5 perusahaan yang telah memiliki ijin usaha pengolahan sementara untuk membangun kilang dengan total kapasitas 2 juta barel per hari adalah PT Intanjaya Agromegah Abadi (300 ribu barel per hari di Pare-pare), PT Petroref Utama Nusantara (300 ribu barel per hari di Lombok Tengah), PT Kilang Muba (80 ribu barel per hari di Musi Banyuasin), PT Elnusa (300 ribu barel per hari di Tuban) dan PT Situbondo Refinery Industri (300 ribu barel per hari di Situbondo).
Dari
Selain itu, terdapat 9 perusahaan yang pengajuan ijin pengolahan BBM-nya masih dalam proses evaluasi yaitu PT Berkah Refinerindo Utama (300 ribu barel per hari di Trenggalek), PT Kilang Banyuwangi (150 ribu barel per hari di Banyuwangi), PT Energi Bumiperkasa Tarakan (200 ribu barel per hari di Tarakan), PT Tesmindo Adhiputra Nugraha (200 ribu barel per hari di Cilacap), PT Felima Orient Pacific (125 ribu barel per hari di Cilacap), PT Hemoco Selayar International Ref (125 ribu barel per hari di Pulau Selayar), PT Trimas Sriwijaya (150 ribu barel per hari di Tuban), PT Transpacific Securindo (Tuban) dan PT Petroil (100 ribu barel per hari di Tarakan).
Sembilan kilang tersebut berkapasitas 1,35 juta barel per hari dan masih berstatus studi E&E.