"Total kehilangan produksi sekitar 2.000 barel
minyak," kata Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas BPMIGAS Gde
Pradnyana.
Dia menjelaskan, aksi demo yang berlanjut anarkis terjadi mulai pukul 09.40
WITA, Sabtu (21/8). Sekitar 30 pendemo datang menggunakan kapal kayu, kemudian
merusak beberapa fasilitas yang mengakibatkan kru harus dievakuasi dan lapangan
ditutup. Kejadian tersebut menyebabkan enam sumur dan fasilitas produksi
terpaksa dihentikan demi keamanan sesuai standar prosedur operasi lapangan
minyak.
Saat ini, aparat keamanan dari
"Diharapkan situasi dapat segera dikendalikan dan kapal ditemukan,"
katanya.