“Tolong hati-hati dalam melakukan studi ini karena kalau ada badan usaha yang ingin melakukan farm in-farm out, hal pertama yang dilihat adalah hasil studinya. Kalau hasilnya acak-acakan, nanti universitas yang bersangkutan yang kena (dampaknya). Ini juga membawa nama bangsa,†ujar Dirjen Migas Kementerian ESDM A. Edy Hermantoro dalam acara penandatanganan MoU penyertaan pihak lain dalam pelaksanaan studi bersama/evaluasi bersama dalam rangka penawaran langsung wilayah kerja migas di Gedung Migas, kemarin.
Untuk
memperoleh hasil yang maksimal, kata Edy, perguruan tinggi diharapkan tidak
mengabaikan kompetensinya, termasuk tenaga ahli yang berada di bawah perguruan
tinggi tersebut.
Dalam
kesempatan itu, Edy juga meminta agar pada ahli perminyakan, kimia dan geologi
dapat melakukan penelitian bersama untuk mengidentifikasi mengenai cadangan
pre-tersier migas, terutama di Indonesia bagian Timur. Jika hal tersebut bisa
dilakukan, dapat menambah cadangan migas Indonesia. (TW)