“Pokoknya ada 2 (investor) yang
akan kerja sama yaitu Tuban dan Balongan. Tapi memang tidak harus di situ. Terserah
aja yang terbaik,†kata Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita H. Legowo.
Hal itu
disampaikannya menanggapi penegasan PT Pertamina bahwa rencana pembangunan
kilang bersama dengan investor, baik Kuwait Petroleum Corporation maupun Saudi
Aramco Asia Company Limited akan dilaksanakan di atas lahan milik sendiri
sehingga tidak memerlukan pembebasan lahan baru. Hal ini disampaikan Pertamina
menanggapi semakin maraknya praktik spekulasi lahan yang telah meresahkan dan
mengganggu masyarakat. Menurut Vice President Corporate Communication Pertamina
Mochamad Harun, dalam siaran persnya, akibat ulah spekulan harga tanah di Tuban
maupun Balongan menjadi tidak rasional karena kenaikannya berkali-lipat.
“Kami ingin menyampaikan pesan yang jelas
kepada masyarakat dan juga para spekulan bahwa Pertamina tidak ada rencana
melakukan pembebasan lahan untuk pembangunan kilang. Kami akan melaksanakan proyek
pembangunan kilang di atas lahan yang saat ini pengelolaannya dilakukan oleh
Pertamina sendiri,†kata Harun.
Berdasarkan informasi, harga tanah
yang dispekulasikan akan dijadikan lokasi pembangunan kilang naik dari semula
Rp 65.000 per meter persegi menjadi Rp 3,6 juta per
meter persegi. “Kami juga tegaskan bahwa pembangunan dua kilang baru tidak
harus berada di Jawa Timur atau Jawa Barat seperti rencana sebelumnya dan yang
pasti lahan yang digunakan adalah lahan milik Pertamina sendiri.â€Â
Dikatakan, Pertamina sangat
berkepentingan untuk merealisasikan rencana proyek dua kilang dengan
masing-masing berkapasitas 300.000 barel per hari. Untuk rencana tersebut,
Pertamina telah bekerjasama dengan Kuwait Petroleum Corporation dan Saudi
Aramco Asia Company Limited. Untuk pembangunan kedua kilang tersebut kini masih
dalam proses pembahasan insentif fiskal dan non fiskal bersama pemerintah.